PEKANBARU -- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 akan digelar pekan depan, tepatnya Rabu, 9 Desember, termasuk di Kota Dumai, Riau.

Ada yang tidak biasa pada Pilkada Kota Dumai kali ini. Sebab, salah satu calon wali kota yang ikut berkompetisi sudah wafat, yakni almarhum Eko Suharjo.

Sehingga calon wakil wali kota yang menjadi pasangannya, yakni Syarifah, akan bertarung sendirian atau tanpa pasangan menghadapi tiga pasangan atau enam pria calon kepala daerah lainnya. Ibaratnya, satu Srikandi akan bertarung melawan 6 Arjuna.

Menurut rilis yang diterima Goriau.com, Jumat (4/12:2020), meski tanpa pasangan, Syarifah yakin bisa memperoleh suara terbanyak pada Pilkada Kota Dumai ini. Ada sejumlah alasan yang menyebabkan Syarifah yakin menang. Pertama, faktor  gender, yakni adanya solidaritas dan soliditas di kalangan pemilih wanita. Syarifah yakin para pemilih wanita mendukung Kota Dumai dipimpin wanita sebagai terobosan baru.

''Insha Allah, saya berharap kebanyakan  pemilih wanita memilih saya,'' harap Syarifah.

Faktor kedua, karena usianya masih relatif muda, Syarifah yakin akan didukung para pemilih milenial. Para pemilih muda ini, menurut Syarifah, tak mudah terbujuk jani-janji manis.

''Mereka inginkan ke depan adalah  fakta dan kenyataan membawa  hasil positif terhadap pembangunan  Kota Dumai. Dimana mereka menilai pembangunan di Dumai termasuk lambat. Terutama persoalan air yang belum tuntas sampai hari ini. Kemarau kering dan hujan banjir. Orang Dumai belum menikmati air bersih yang layak dan berkualitas sampai hari ini,'' kata Syarifah.

Sementara, pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Islam Riau (UIR) Dr Ahmad Tarmizi Yusa, MA, menilai Kota Dumai memang belum tertata dengan baik. Buktinya, sering banjir serta kekurangan air bersih yang higienis dan berkualitas karena PDAM belum berfungsi maksimal.

Tarmizi berpendapat, Wali Kota Dumai selanjutnya harus berani berjanji garansi air. Maksudnya, bisa mewujudkan penyediaan air bersih untuk konsumsi masyarakat Dumai dan bisa pula menanggulangi banjir yang kerap dirasakan oleh masyarakat Dumai selama ini.  

''Selain itu, juga harus mampu  menyelesaikan persoalan reklamasi pantai Dumai yang belum tertib. Sebab, usaha-usaha industri di tengah Kota Dumai hingga hari ini menimbulkan polusi, sampai ke pantai Lubuk Gaung,'' ujanya.

''Sanggupkah Wali Kota Dumai ke depan membuat program 100 hari dan terealisasi paling lambat satu tahun. Mereka mesti mampu mengubah wajah Dumai, karena otonomi selama dua dekade ini belum membawa perubahan yang berarti bagi Kota Dumai. Artinya, selama otonomi daerah ini, nampak sekali  peranan pemimpin belum menonjol mengubah kondisi Kota Dumai,'' sambungnya.

Tarmizi mengungkapkan, dalam diskusi dengan dirinya, Syarifah berjanji akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan Dumai yang lebih maju ke depan. Terutama bertekad merealisasikan janji-janji dan niat baik almarhum Eko sebagai amanah dari masyarakat kota Dumai.

''Beliau itu orang baik, merakyat dan banyak membina saya, karena beliau juga pernah di legislatif," ucap Syarifah, seperti ditirukan Tarmizi.

Lanjut Tarmizi, menurut Syarifah, mantan Ketua Partai Demokrat Kota Dumai itu dikenal luas oleh masyarakat kelas bawah karena sifatnya yang ramah dan bersahaja.

''Kalangan ASN banyak yang menyenangi cara beliau bergaul dan berkomunikasi dengan mereka. Saya yakin bahwa banyak diantara masyarakat Dumai masih simpatik dengan almarhum dan banyak pula pemilih fanatik tetap kekeh memilih pasangan kami, meskipun Bang Eko sudah tiada. Marilah kita sama-sama berdoa,'' tutur Syarifah, seperti diulang Tarmizi.

Sebelumnya, Ketua Bapilu Golkar Provinsi Riau H Zulfan Heri mengatakan, peta-peta kekuatan Syarifah sudah terkondisi dengan baik dan dia yakin Syarifah akan menang dan memimpin  Kota Dumai ke depan.rls