JAKARTA - Mahasiswa Universitas Indonesia Hasya Atallah Saputra meninggal dunia setekah ditabrak mkbil SUV yang dikemudikan pensiunan polisi AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono. Peristiwa itu terjadi di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) malam.

Anehnya, Hasya yang meninggal dunia akibat ditabrak Eko, justru ditetapkan polisi sebagai tersangka. Kejanggalan ini kemudian menjadi sorotan publik. Sorotan publik ini kemudian direspons Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan memerintahkan Kapolda Metro Jaya membentuk tim pencari fakta.

Siapakah AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono? Dilansir dari Merdeka.com yang mengutip dari berbagai sumber, AKBP (Purn) Eko Budi Setio Wahono merupakan mantan Kapolsek Cilincing. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Kapolsek Kalibaru pada tahun 2017-2018. Eko pensiun dari Polri di akhir tahun 2022.

Berikut jejak karier Eko Setio Budi Wahono di Korps Bhayangkara:

- Wakil Kasat Patroli Jalan Raya Polda Metro Jaya tahun 2010

- Kanit Lalu Lintas Polsek Kebayoran Baru tahun 2010

- Kapolsek Kalibaru pada tahun 2017-2018

- Wakasat Lalu Lintas Polres Jakarta Utara

- Wakapolsek Penjaringan tahun 2019

- Wakasat Lalu Lintas Polres Jakarta Barat

- Kapolsek Cilincing 17 November 2020

- Wakasat Pembinaan Masyarakat Polres Jakarta Barat tahun 2021

- Kepala Seksi (Kasi) Kecelakaan Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya tahun 2021.

Pensiun dari Korps Bhayangkara, Eko mencoba menapaki karier di dunia politik melalui Partai Gerindra. Pada Bulan Mei 2022, ia dicalonkan Gerindra sebagai anggota DPRD DKI Jakarta untuk Dapil Cilincing, Koja dan Kelapa Gading. Namun, belakangan ia dicoret dari Parta Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan Eko baru mau mendaftarkan diri sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Gerindra.

"Saya sudah cek orang itu bukan kader Gerindra. Orang baru mau daftar caleg Gerindra. Belum mengisi formulir, belum menjadi anggota juga. Apalagi kader, masih jauh," kata Habiburokhman saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1).

Habiburokhman menjelaskan, jika AKBP (Purn) Eko Setia BW ingin jadi caleg Gerindra, sudah dipastikan akan ditolak.

Dirinya yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Partai Gerindra itu memastikan mereka akan menolak pensiunan polisi tersebut.

"Karena saya dapat informasi ini orang arogan," ucapnya.

Oleh karena itu, dia kembali menegaskan jika AKBP (Purn) Eko Setia BW bukanlah kader Gerindra.

Selain itu, dia pun mendukung agar kepolisian memproses hukum Eko secara adil. Sehingga tidak muncul spekulasi adanya hal-hal yang negatif.

"Jangan sampai karena itu mantan anggota Polri, yang mengusut juga anggota Polri, ada privilege (untuk penabrak). Jangan sampai muncul seperti itu. Jadi diperiksa ulang, kalau terbukti, dihukum berat, karena ini menimbulkan orang yang meninggal dunia," imbuhnya.

Kronologi Kecelakaan

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI membeberkan kronologi kecelakaan yang menimpa Hasya.

Saat itu, Hasya bersama beberapa orang temannya mengikuti pertandingan e-sport di ruangan FISIP UI dan menang. Kemudian, Hasya dan temannya hendak pergi ke indekos salah satu di antaranya.

Lantaran pintu akses keluar UI lewat Kukusan, Kota Depok ditutup, maka Hasya dan teman-temannya melewati akses Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mereka beriringan.

"Dalam perjalanan, tiba-tiba sebuah motor di depannya melaju lambat. Secara reflek, Hasya mengelak, kemudian mengerem mendadak sehingga motor Hasya jatuh ke sisi kanan," demikian keterangan BEM UI.

Tidak lama setelah terjatuh, dari arah berlawanan, mobil SUV yang dikemudikan mantan kapolsek Cilincing Eko Setio Budi Wahono melintas dan melindas korban. Seorang yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) mendatangi terduga pelaku dan meminta membantunya untuk membawa Hasya ke rumah sakit (RS). Namun, Eko Setio menolaknya.

Lantaran telat mendapatkan pertolongan, Hasya menghembuskan napas terakhir saat tiba di rumah sakit.***