SELATPANJANG - Pelatihan Pembuatan Souvernir se-Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2019, selama tiga hari di AKA Hotel Meranti resmi ditutup pada Selasa (6/8/2019) malam.

Kegiatan pembinaan dan pelatihan usaha E-kraf berbasis media, desain dan Iptek pada sub sektor desain fashion dan ekonomi kreatif digelar selama 3 hari.

Sebanyak 30 peserta dari sembilan kecamatan mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan Souvernir ini dilakukan selama tiga hari berturut turut, di bidang ekonomi kreatif (E-Kraf).

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat SStp MSi, menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan yang digelar tersebut sangat positif bagi para pelaku ekonomi kreatif khususnya pada sub sektor fashion dan ekonomi kreatif.

"Karena, para pelaku usaha ini banyak ditemukan khususnya di Kabupaten Meranti, Peluang usaha dalam ekonomi ini sangat besar, intinya kegiatan ini diadakan agar para pengusaha di Meranti bisa berkembang setaraf internasional dan bisa mengembangkan hasil kerajinan tangan lainnya, inilah harapan saya agar bisa maju dalam usaha di bidang ekonomi kreatif," harap Rizki Hidayat.

Adapun materi yang disampaikan diantaranya tentang wirausaha, motivasi, permodalan, pemasaran, praktik menggambar, mengukur, membuat pola hingga pembuatan souvernir kerajinan tangan.

Disamping itu, Aziz selaku Kasi Ekonomi Kreatif mengatakan kegiatan rutin ini dilakukan untuk mengambil kesempatan untuk para pengusaha yang ada di Meranti untuk maju dalam usaha kreatif kedepan nantinya.

Dijelaskannya, kegiatan pembinaan ini dilakukan untuk menambah ilmu dan pengalaman bagi para desainer dan kreatif yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

"Harapan saya kegiatan ini Insyallah bisa rutin dilaksanakan setiap tahun dengan tema dan nara sumber yang berbeda," harapnya.

Tambahnya Aziz, setelah pelatihan ini diadakan ia berharap peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat membuka hasil usaha sendiri.

"Dengan adanya pelatihan ini di bidang masing-masing dalam usaha untuk membangkitkan lagi nilai seni kerajinan tangan bagi para pengusaha dibidang E-Kraf," ungkapnya.

Sementara itu, Ike Ahmad yang akrab disapa Mami selaku narasumber selama kegiatan itu berlangsung mengatakan, pembuatan souvenir itu dibuat dari tempurung dan dibantu oleh mesin.

"Mengapa kita memilih bahan tempurung sebagai bahan baku, karena ia mudah untuk di dapati sehingga di kecamatan-kecamatan luar dari tebingtinggi lebih banyak dan berlimpah hingga mudah untuk didapati," tutur Ike alias Mami.

Dijelas Ike lagi, mesin yang digunakan itu harganya terjangkau berkisar Rp300.000 hingga Rp400.000, dengan harga terjangkau tersebut oleh para kelompok untuk membuatnya.

"Dengan harga yang cukup terjangkau berharap setelah pulang dari pelatihan ini mereka bisa produksi dari setiap daerah masing-masing untuk mengembang," harap Mami.

Terakhir, ia berharap akan meminta kepada pihak Disparpora untuk menyurati setiap hotel-hotel yang ada di Kepulauan Meranti untuk menyediakan etalase tempat pamajangn produk kerajinan lokal, selain itu ia berharap kepada peserta nantinya setelah berproduksi didaerah masing-masing memanfaatkan media online untuk jangkauan pemasarannya lebih luas.***