NAGASAKI – Seekor owa betina di Kebun Binatang Nujukushima, Nagasaki, Jepang, hamil dan melahirkan. Peristiwa itu membuat bingung penjaga kebun binatang, sebab owa bernama Momo tersebut hanya sendiri dalam kandangnya.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir Insider, untuk mengungkap misteri kebuntingan Momo tersebut, pihak kebun binatang melakukan penyelidikan, termasuk melakukan tes DNA.

Temuan baru soal kehamilan Momo awalnya diketahui setelah pengelola kebun binatang mengumumkan hasil tes DNA. Pengelola kebun binatang menyampaikan, Momo bunting setelah kawin dengan owa jantan bernama Itoh. Primata tersebut juga ditempatkan di Kebun Binatang dan Kebun Raya Nujukushima, tapi kandangnya terpisah dari Momo.

"Butuh dua tahun untuk mengetahuinya karena kami tidak bisa terlalu dekat untuk mengambil sampel," ujar pengawas kebun binatang, Jun Yamano.

Yamano mengungkapkan bagaimana Momo dan Itoh kawin walau kedua satwa ini hidup di kandang yang terpisah. Dia menyebutkan, Momo dan Itoh kawin melalui celah kecil tempat keduanya biasa dipertontonkan kepada pengunjung.

Pengelola kebun binatang mengakui bahwa mereka tidak mempunyai bukti berupa rekaman CCTV yang memperlihatkan Momo dan Itoh kawin. Namun, cara kawin memanfaatkan celah berukuran kecil itu merupakan dugaan kuat yang menyebabkan Momo hamil walau hidup di kandang sendirian.

Yamano menyampaikan bahwa perilaku kawin seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Dilansir First Post, penjaga kebun binatang melaporkan bahwa bayi yang dilahirkan Momo mempunyai berat sekitar 2 kilogram. Menurut pantauan mereka, bayi owa tersebut sedang masa perkembangan dengan kondisi sehat, tapi ia belum diberikan nama.

"Ini adalah kehidupan berharga yang lahir ke dunia," ucap Wakil Direktur Kebun Binatang dan Kebun Raya Nujukushima, Hideki Hisano.

"Kami akan terus merawatnya dengan baik dan berharap dia akan berumur panjang dengan sehat," sambungnya.

Pengelola kebun binatang juga memberi tahu bahwa Itoh yang mengawini Momo dengan cara tidak biasa, berusia 34 tahun.

Owa Terancam Punah

Owa dikategorikan sebagai satwa yang paling terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature. Ada beberapa faktor yang menyebabkan populasi mereka terus berkurang, seperti hilangnya keanekaragaman hayati, penggundulan hitan, dan pertambangan.

Di sisi lain, masuknya manusia ke hitan belantara dengan membangun jalan menyebabkan pemburu liar semakin mudah berburu owa. Primata tersebut sengaja diburu untuk makanan maupun pengobatan tradisional bagi kesehatan.

Perdagangan owa di kawasan Asia Tenggara juga berkembang pesat dan anaknya sering diculik dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.***