JAKARTA - Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang, mengaku kaget dan tak menyangka mendapat penghargaan Putera Utama Bhakti Krida, di Anugerah Banten Award 2019.

Hal ini diungkapkan OSO, sapaan akrab Oesman Sapta Odang, Rabu (24/7/2019) jelang rapat gabungan MPR RI, di Gedung GBHN Nusantara V, Komplek Parlemen Senayan.

"Saya sebenarnya tidak tahu apa-apa, saya pikir hanya selamatan biasa, tau-taunya saya dapat penghargaan itu," ujarnya.

Bahkan kata Ketua Umum Hanura itu, dirinya tidak sempat ganti baju dan terkesan mendadak. "Kan dadakan, saya terbang dari Kalimantan Barat, langsung ke acara ya dengan pakaian seadanya begitu, padahal ada pak Ma'ruf Amin dan pak Tjahjo Kumolo," tandasnya.

Ia mengaku sangat mengapresiasi acara tersebut. Terlebih yang memberikan penghargaan adalah media pers. "Jadi saya salut ya, sudah seharusnya pers ini memang tidak hanya mengemas dan mengolah berita, baik itu berita baik maupun kritikan. Tapi juga harusnya menghargai orang-orang yang berprestasi dibidangnya masing-masing," ujarnya lagi.

Anugerah Banten Maju punya arti besar bagi OSO. Sebab, Banten punya peran strategis bagi Indonesia. “Pusat ibu kota Indonesia itu sebenarnya ada di Banten. Karena, airport (Bandara Soekarno-Hatta) itu di Banten, bukan di Jakarta,” ucapnya.

“Banten adalah kota yang sangat penting bagi ibukota negara. Menyuplai banyak kebutuhan ibukota negara. Juga menjadi tempat penampungan muntahnya ibukota Jakarta,” sambungnya.

Untuk diketahui, OSO mendapat penghargaan Anugerah Banten Maju 2019, di Merdeka Assembly Hall, Intermark Swiss-belHotel, BSD, Tangerang Selatan, Selasa (23/7) malam.

Selain OSO, ada putri Kiai Ma’ruf, Siti Nur Azizah; Mendagri Tjahjo Kumolo; Gubernur Banten Wahidin Halim; Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany; Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar; Walikota Tangerang Arief R Wismansyah; Ketua DPD Partai Golkar Banten yang juga Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah; mantan Gubernur Banten Rano Karno; Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Ahmad Amarullah; Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Ninok Leksono; dan caleg DPD RI terpilih, Andiara Aprilia Hikmat.

Di acara ini, diserahkan anugerah untuk sejumlah tokoh. Di antaranya untuk Kiai Ma’ruf yang menerima pengharagaan sebagai Putera Utama Banten, OSO sebagai Putera Utama Bhakti Krida, Tjahjo sebagai Pamong Praja Utama, Wahidin Halim sebagai Pelopor Revitalisasi Banten, Ahmed Zaki sebagai Pejabat Visioner dan Sahabat Pers, Airin sebagai Pejabat Inspirator dan Politisi Wanita Paling Produktif, dan Arief R Wismansyah sebagai Pejabat Millenial.

Kemudian untuk Rano Karno sebagai Caleg DPR Suara Terbanyak dan Andiara Aprilia Hikmat sebagai Caleg DPD Sejuta Suara. Penghargaan untuk Kiai Ma’ruf diterima Nur Azizah.

Sedangkan untuk tokoh lain, diterima langsung. Dirut Rakyat Merdeka Group, Margiono, mengatakan, penganugerahan ini merupakan turunan dari Anugerah Indonesia Maju yang digelar Rakyat Merdeka untuk tingkat nasional.

Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi dari insan pers, agar tidak hanya memproduksi kritik semata. “Bahwa pers harus pandai juga mengapresiasi karya-karya dan prestasi. Kebiasaan lama bahwa pers arogan, bahwa pers sok pinter, hendaknya sudah tidak ada lagi,” kata Margiono, disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.

Mantan Ketua Umum PWI Pusat dua periode ini menyatakan, mengapresiasi itu ternyata tidak mudah. Karena itu, Rakyat Merdeka dengan komunitas pers lain membiasakan diri memberikan perhargaan kepada berbagai kalangan yang berprestasi. Karena menjadi pejabat dan orang sukses itu sulit.

"Saya sering bilang sama teman- teman, kalian ini jangan cuma mudah mengkritik pejabat dan orang-orang sukses. Saya itu, yang pernah jadi ketua wartawan, nyalon jadi Bupati saja gagal. Jadi, betapa sulitnya untuk menjadi pejabat,” kelakar Margiono, disambut gelak tawa seisi ruangan.***