PEKANBARU -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Pekanbaru mencatat peningkatan permohonan fasilitasi ekspor komoditas pertanian Riau yang cukup signifikan pada caturwulan (cawu) pertama tahun 2021.

Kepala Karantina Pertanian Pekanbaru, Rina Delfi, mengungkapkan, berdasarkan data Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Pertanian Pekanbaru pada caturwulan pertama tahun 2021 berhasil memfasilitasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 1.774 ribu ton dengan nilai ekonomis sebesar Rp12,63 triliun.

Terjadi peningkatan 33 % dibanding periode sama tahun 2020 yang hanya berhasil memfasilitasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 1.335 ribu ton dengan nilai ekonomi Rp8,24 triliun.

''Alhamdullilah, pada caturwulan pertama tahun 2021 ini ekspor komoditas pertanian asal Riau naik secara signifikan. Artinya, ketertarikan pasar internasional terhadap komoditas pertanian Riau masih cukup tinggi,'' ujar Rina Delfi, melalui keterangan tertulis, Kamis (6/5/2021).

Dijelaskan Rina, kenaikan ekspor komoditas pertanian Riau berasal dari komoditas sub sektor perkebunan berupa 5 produk turunan kelapa sawit yang merupakan hasil olahan industri, seperti cangkang kelapa sawit, RBD (refined bleached deodorized) palm olein, bungkil kelapa sawit (palm kernel expeller), minyak sawit dan RBD palm stearin yang meningkat 38 % pada catur wulan pertama tahun 2021 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama.

Komoditas pertanian lainnya yang berasal dari petani langsung, juga mengalami kenaikan ekspor, seperti tepung sagu meningkat 93 %, talas 44,11 % , gula merah 83,6 %, kencur 132,55 % dan kincung 233,38 %.

''Ke depan kami akan lebih mendorong petani agar lebih agresif untuk melakukan ekspor produk pertanian, sehingga kesejahteraan petani Riau segera terwujud,'' ujar Rina.

Rina menerangkan, meningkatnya volume ekspor komoditas pertanian merupakan sinyal optimis bahwa pihaknya selaku koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian di Riau harus terus mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian yang digagas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

''Tentu saja dengan selalu melakukan bimbingan teknis, sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas instansi terkait serta memberikan percepatan layanan karantina supaya komoditas ekspor mampu bersaing di negara tujuan,'' imbuh Rina.

Dorong Hilirisasi

Sementara Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, secara dari tepat terpisah dalam keterangan persnya mengapresiasi petani Riau yang turut serta mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian hingga ekspor komoditas pertanian Riau meningkat.

''Kami akan terus memacu ekspor pertanian agar dapat memberikan nilai lebih bagi petani,’' ujarnya.

Menurutnya, Kementan menaruh perhatian khusus untuk hilirisasi industri produk pertanian. Selain deregulasi untuk mendorong iklim investasi yang dilakukan pemerintah, penyaluran pembiayaan usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga terus digencarkan.

''Silakan manfaatkan fasilitas ini, produk lokal Riau yang sudah memiliki pasar ekspor harus kita dorong. Ke depan, harusnya sudah dalam bentuk ekstrak, pasta atau bahkan dalam bentuk jadi. Sehingga bisa memberi nilai tambah,'' saran Ali Jamil.bas