PEKANBARU - Kisah Andini, gadis berusia 14 tahun yang harus menjadi tulang punggung keluarga dan menghidupi kedua adiknya di Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau, menggugah hati masyarakat.

Andini harus menjaga dua adiknya, Sidratul Jannah (4 bulan) dan Purwanti (20 bulan), seorang diri. Ibu ketiga bocah mungil itu, Ijaz (40 tahun) telah meninggal dunia sepekan lalu usai berjuang melawan penyakit akut Tubercolosis (TBC).

Sementara itu, bapak dari anak-anak itu pergi entah ke mana, meninggalkan mereka bertiga di rumah papan sederhana. Rumah papan itu kini menjadi satu-satunya harta dan pelindung dari ganasnya dunia.

Rumah papan yang berada di perkampungan terpencil Dusun Telayap, Desa Pangakalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, Pelalawan.

Kisah Andini diberitakan sejumlah media dan menjadi viral di media sosial. Berbagai bantuan kini mengalir ke keluarga tak sempurna tersebut.

"Alhamdulillah berkat teman-teman media banyak batuan untuk Andini. Mulai dari kebutuhan harian hingga ada yang menjanjikan pembangunan rumah," kata Dedi Azwandi, pegiat sosial Pelalawan, Jumat (11/1).

Ia mengatakan, bantuan pembangunan rumah dijanjikan oleh satu perusahaan besar produsen kertas beroperasi di Pelalawan, PT RAPP. Selain itu, pemerintah setempat juga turut menyalurkan bantuan berupa sembako.

Kemudian, Badan Amil Zakat dan Sedekah Nasional (Baznas) telah menjanjikan menanggung biaya sekolah Andini yang kini harus rela meninggalkan pelajaran di kelas VII SMP setempat karena kondisi tidak memungkinkan.

"Baznas akan menanggung biaya sekolah Andini hingga perguruan tinggi," tuturnya.Asisten Manager Communication PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) didampingi Koordinator Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Laziz Ikatan Muslim Riau Andalan (Imra) PT RAPP., Wellly Mairiko, mengatakan memang rumah Andini akan dibedah.

"Rumah Andini akan kita bedah dalam program bedah rumah. Ini diselenggarakan oleh UPT Laziz Imra RAPP," kata Budi.***