PEKANBARU - Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Riau, Dr Norman S.Sos mengakui, bahwa saat ini dunia sedang menghadapi revolusi industri 4.0, dimana semua orang sudah menggunakan teknologi yang canggih.

Untuk itu, Norman mengatakan, bahwa di milad yang ke 62, YLPI juga sedang menggesa segala persiapan untuk ikut berpartisipasi dalam dunia usaha di tengah persaingan revolusi industri 4.0. Termasuk dengan memadukan konsep teknologi dan keislaman.

"Tugas kita adalah mengintegrasikan konsep teknologi dengan keislaman," ujar Norman di acara puncak Milad ke 62 YLPI di Masjid Universitas Islam Riau (UIR), Sabtu (30/3/2019).

Ia menjelaskan, YLPI sudah memiliki beberapa sekolah hingga kampus universitas, dan akan bekerja sama dengan lembaga terkait untuk persiapan menghadapi revolusi industri 4.0

"Anak-anak lulusan dari YLPI harus punya ilmu pengetahuan yang sudah berkoneksi dengan nilai keislaman. Perpaduan konsep tadi diperlukan, agar bisa diterima di tengah pasar industri ke depannya," terangnya.

"Sehingga alumni YLPI tidak hanya berkonsep Islam tapi juga mampu berkompetensi di dunia kerja, tentu saja kerja sama ini tidak lupa mengedepankan konsep keislaman," sambungnya lagi.

Norman mengakui, untuk melahirkan manusia yang sempurna tentu tidak mudah. Sehingga, nantinya seluruh pendidik hingga dosen di lingkungan YLPI juga akan dibekali ilmu teknologi mumpuni.

Sementara itu, Ketua Pembina YLPI Drs Mukni mengatakan dalam usianya yang mencapai 62 tahun, YLPI harus bisa berkembang dan lebih baik lagi dari yang sebelumnya.

"Perkembangan ini tidak boleh melepaskan konsep-konsep keislaman yang sudah ada, sehingga ilmu agama juga harus tetap ditanamkan kepada anak didik kami," tandasnya. ***