JAKARTA - Beberapa pihak tidak terkesan dengan visi jagat metaverse sebagai masa depan internet, yang dilontarkan oleh Mark Zuckerberg. Bahkan pakar marketing ini menyebut metaverse ala Facebook tidak akan berhasil.

Profesor marketing dari New York University, Scott Galloway, dalam wawancara terbaru awalnya memuji Mark Zuckerberg sebagai seorang visioner. Karena Facebook mulai ditinggalkan, maka dia pun mengetengahkan gagasan metaverse.

Namun dia tidak yakin visi metaverse ala Zuck bakal berhasil. "Jika dia sukses, maka ini akan menjadi salah satu pencapaian yang impresif," sebutnya, seperti dikutip GoRiau dari Detik.

"Saya kira mereka tidak akan bisa. Saya pikir hal ini adalah kantong besar kotoran," tambah Galloway, yang menunjukkan jelas ketidaksenangannya pada metaverse ala Facebook.

Salah satu permasalahan yang mengemuka menurutnya adalah headset virtual reality Quest, yang dulu bernama Oculus. Bentuknya kurang bagus untuk menarik minat audiens yang diincar oleh Meta selaku induk Facebook.

"Orang-orang tidak terkesan dengan universe yang diimpikannya. Salah satu prediksi saya di November 2021 adalah, kegagalan terbesar dalam sejarah produk teknologi mungkin saja Oculus," paparnya.

Untuk masuk ke dunia metaverse, orang memang perlu memakai headset yang saat ini cukup berat dan mahal. Mungkin hal ini perlu diatasi oleh Meta agar lebih banyak orang memanfaatkan metaverse.

Untuk mengurus pengembangan metaverse, Meta memiliki divisi khusus bernama Reality Labs. Nah dalam laporan keuangan Meta terbaru, divisi tersebut menelan kerugian USD 10 miliar di tahun 2021 saja. Jumlahnya jika dikonversi sekitar Rp 144 triliun.

Reality Labs sebagai pembuat teknologi kunci dari metaverse, mengembangkan headset virtual reality dan juga augmented reality, baik dari sisi hardware maupun software. ***