SEMARANG - Lapangan seluas sekitar setengah hektar di Dusun Krajan, Desa Wonoyoso, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat malam (26/4/2019) berubah menjadi pusat keramaian.

Di lapangan yang dikelilingi areal persawahan itu sebagian besar terisi oleh lapak-lapak berbagai macam dagangan, mulai dari segala jenis makanan dan minuman, barang kerajinan, hingga pakaian, serta stan istana anak-anak.

Malam itu, di desa yang terletak sekitar 30 km timur Kota Semarang itu memang berlangsung kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Seni Budaya Tradisional Wayang Kulit.

Kegiatan diselenggarakan oleh MPR bekerjasama dengan pemerintah Desa Wonoyoso. Dan, inilah pementasan wayang yang ketiga kalinya dalam masa tiga bulan Amir Burhanudin menjabat kepala desa Wonoyoso.

Antusiasme warga masyarakat desa menyaksikan pertunjukan ini cukup besar. Selain karena adanya daya tarik dalang kondang dari Rembang, Ki Sigit Ariyanto, pagelaran wayang kulit ini juga bermaksud memberi hiburan kepada masyarakat, sekaligus Sosialisasi Empat Pilar MPR. Momentum waktunya dipilih pas setelah warga masyarakat usai memberikan hak pilihnya dalam Pemilu serentak beberapa waktu lalu, dan juga menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Maka, tak heran kalau sejak sore hari menjelang pertunjukan para penggemar kesenian wayang kulit sudah berbondong-bondong menuju lapangan, tempat hiburan itu diselenggarakan.

Mereka datang dari berbagai desa di wilayah Kecamatan Pringapus dan sekitarnya. Apalagi di lapangan yang sama pada sore harinya warga masyarakat juga mendapat hiburan pertunjukan Kuda Lumping, sebuah kesenian yang juga digemari warga masyarakat setempat.

Anggota MPR RI Fraksi Nasdem Drs. H. Fadholi hadir mewakili Pimpinan MPR dan sekaligus menyampaikan materi Empat Pilar. Hadir pula Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah beserta Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga, dan Layanan Informasi Humas MPR Muhamad Jaya dan jajarannya.

Sementara dari pejabat setempat hadir Camat Pringapus Eko Febriantoro, dan Kepala Desa Wonoyoso Amir Burhanudin. Di depan ratusan pasang mata yang menyaksikan pertunjukan itu, Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dalam sambutannya menjelaskan bahwa MPR memang diberi amanat oleh undang-undang untuk melaksanakan sosialisasi Empat Pilar ke seluruh elemen masyarakat.

"Dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi ini, MPR menggunakan berbagai cara, salah satunya melalui program seni budaya wayang kulit, seperti malam ini," tandasnya.

MPR memilih seni budaya sebagai salah satu merode sosialisasi Empat Pilar, menurut Siti Fauziah, bukan tanpa alasan. Karena seni budaya tradisional sangat digemari oleh masyarakat. "Karena seni budaya sangat digemari maka kita angkat," ungkap Bu Titi, begitu dia biasa disapa.

Apalagi, dalang Ki Sigit Ariyanto sudah mengerti betul apa yang harus disampaikan untuk program sosialisasi ini. "Di dalam tontonan selalu ada tuntunan," katanya.

Dalam kesempatan itu, anggota MPR H. Fadholi dalam sambutannya mengajak masyarakat Desa Wonoyoso khususmya dan Kecamatan Pringapus untuk bersama-sama menghilangkan akibat dari gesekan-gesekan yang telah terjadi di kalangan masyarakat, baik gesekan yang disebabkan persaingan dalam pemilihan kepala desa beberapa waktu lalu, maupun akibat beda pilihan dalam Pemilu serentak pada 17 April lalu.

Beda pilihan, menurut Fadholi, adalah hal biasa dalam berdemokrasi. Untuk itu, Fadholi mengajak warga masyarakat yang bermukim di desa berjuluk 'Desa Pinggir Alas' itu untuk duduk bersama, dan mari kita sama-sama merajut kembali persatuan dan kesatuan, dengan tujuan untuk kemajuan bersama.

Usai menyampaikan kata sambutan, Fadholi membuka secara resmi pagelaran seni budaya wayang kulit semalam suntuk ini mengucapkan bismillahirrahmanirrahim. Lalu dilanjutkan penyerahan secara simbolis tokoh pewayangan, Semar, kepada dalang Ki Sigit Ariyanto. Acara yang disiarkan langsung oleh ‘Semarang TV’ ini juga turut menghibur pelawak Gareng Semarang.***