PEKANBARU – Di usia Provinsi Riau yang akan memasuki angka 65 tahun, seharusnya menjadikan Provinsi Riau sebagai wilayah yang sudah matang dalam menjalankan program pemerintahan.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Komisi I DPRD Riau, Abdul Kasim. Sebagai daerah yang sangat heterogen, pemerintah harus bisa merangkul semua elemen untuk menjadikan Riau sebagai provinsi yang menarik.

Yang harus menjadi perhatian utama pemerintah, jelas Kasim, adalah bagaimana memajukan potensi wisata yang ada di Provinsi Riau. Sebab, semakin hari, pendapatan dari sumber daya alam Riau terus mengalami penurunan.

"Hasil bumi kita, terutama Migas terus mengalami penurunan, makanya objek wisata harus kita jual, terutama wisata budaya, kultur yang ada sekarang harus dijaga," kata Kasim, Senin (8/8/2022).

Wisata budaya, jelasnya, lebih tahan ketimbang wisata berbasis alam. Karena, wisata alam sewaktu-waktu bisa mengalami kehancuran, entah karena faktor bencana alam atau yang lainnya.

Ditambahkan dia, terkait wisata budaya ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Mantan Gubernur Riau, Rusli Zainal, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025.

"Saya sangat berharap visi misi Riau sebagai pusat kebudayaan melayu itu bisa terwujud. Pemerintah sudah membuat program kesana, tapi belum optimal, itulah yang harus kita optimalkan," terangnya.

Jika hal itu bisa diwujudkan, sambung Kasim, tentu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, apalagi Riau dekat dengan negara-negara tetangga seperti Brunei, Singapura bahkan Thailand.

"Ditambah lagi kalau misalnya ada Politeknik yang fokus pada pendidikan kebudayaan. Jadi, generasi kita kedepan bisa mengkolaborasikan budaya dengan perkembangan teknologi. Dan secara otomatis, mereka memegang teguh norma dan budaya melayu itu sendiri," tutupnya. ***