PEKANBARU - Menjadi kepala sekolah bukanlah yang mudah, selain meningkatkan kualitas pembelajaran, juga dituntut mencetak sumber daya manusia yang unggul dan siap guna. Tanoto Foundation melalui Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) komitmen mendorong kepala sekolah mengimplementasikan transparansi dan akuntabilitas pada aspek pembelajaran, budaya baca, dan manajemen sekolah.

Sebanyak 93 orang kepala sekolah dan pengawas di Kota Pekanbaru mengikuti pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dari tanggal 24 September sampai 25 September 2019.

School Leadership and Management Specialist Tanoto Foundation, Makin mengungkap lima resep sukses menjadi kepala sekolah. Lima hal yang harus diperhatikan kepala sekolah pada pelatihan modul 2, yakni:

1. Mengkaji keberhasilan implementasi modul 1.

2. Membantu sekolah menyusun program budaya baca berbasis sumber daya yang dimiliki.

3. Mendorong sekolah mengimplementasikan transparansi dan akuntabilitas pada aspek pembelajaran, budaya baca, dan manajemen sekolah.

4. Membantu sekolah menyusun tindak lanjut supervisi pembelajaran.

5. Menjadi kepala sekolah afektif.

"Pada modul 2 ini, terdapat materi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan budaya baca. Unit-unit modul 2 ini ditujukan untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran dan budaya baca di sekolah melalui perbaikan manajemen sekolah dan partisipasi masyarakat," kata Makin kepada GoRiau.com, Rabu (25/9/2019).

Sementara itu Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Pekanbaru, Dr Nassarudin MSi mengatakan, perlunya komitmen untuk melaksanakan rencana tindak lanjut setelah pelatihan ini selesai.

"Ilmu yang didapatkan hendaknya bisa diterapkan langsung setelah pulang dari pelatihan dan perlu dikembangkan di sekolah masing-masing," ungkap Dr Nassarudin.

Sebagai pemimpin, sambungnya, kepala sekolah juga harus mengajak peran serta seluruh warga sekolah. "Kepala sekolah mengerti urusan dapur rumah tangga sekolah, melalui perencanaan yang baik, partisipatif dengan guru dan masyarakat. Sehingga perubahan sekolah secara menyeluruh bisa diwujudkan," ungkapnya. ***