PEKANBARU - Operasi kewilayahan bersandi Bina Kusuma Muara Takus 2018 resmi digelar secara serentak oleh Polda Riau dan jajaran Polres di Kabupaten/kota pada Senin (16/7/2018) kemarin. Operasi tersebut menargetkan pemberantasan aksi premanisme.

Bahkan, pelaku kejahatan jalanan yang kerap menebar keresahan di masyarakat juga turut masuk dalam 'bidikan' Operasi Bina Kusuma Polda Riau. Tujuannya, menciptakan kondusifitas, apalagi Agustus nanti agar digelar Asian Games.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto, Selasa (17/7/2018) sore mengungkapkan, Polda Riau mengerahkan kekuatan sebanyak 75 personel dalam operasi tersebut. Mereka tergabung dari beberapa Direktorat.

"75 personel ini dirincikan dari jajaran Intelkam enam personel, Direktorat Reskrimum 15 anggota, Binmas 22 orang, Sabhara 23 personel, Provost enam anggota, dari Bidhumas kita libatkan dua dan TI satu orang," bincang Sunarto kepada GoRiau.com.

Operasi Bina Kusuma Muara Takus 2018 ini akan berlangsung sampai tanggal 14 Agustus 2018. Targetnya mulai dari sosialisasi, pembinaan dan penyuluhan hingga kegiatan preemtif serta preventif, demikian diuraikan Kombes Sunarto.

"Target pertama, pembinaan, penyuluhan ke sekolah, komunitas, kelompok masyarakat dan lainnya. Kedua upaya preemtif dan preventif, berupa patroli hingga razia-razia. Jadi ini kegiatan kepolisian yang ditingkatkan (K2YD).

Tujuannya, adalah menciptakan situasi kondusif di masyarakat. Tak ayal, aksi kejahatan jalanan seperti jambret hingga Begal pun turut jadi target penindakan tegas oleh aparat penegak hukum.

"Termasuk yang berkaitan dengan kejahatan jalanan (Street Crime, red)," yakin dia. Bahkan, polisi juga tak akan segan-segan melakukan tindakan tegas di tempat, saat menghadapi penjahat jalanan ini.

"Petugas kita bisa menilai di lapangan, tindakan apa yang mesti dilakukan ketika berhadapan dengan itu (Pelaku, red). Kalau memang perlu, tindakan tegas dilakukan dengan terukur," Sunarto mengakhiri.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar berhati hati di jalan raya, terutama terhadap barang berharga hingga uang. Hindari berpenampilan mencolok dan minta pengawalan polisi secara gratis apabila membawa uang dalam jumlah besar.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal M Tito Karnavian juga mengintruksikan kepada jajarannya supaya bisa mengamankan wilayah masing-masing dari aksi kejahatan jalanan.

Tak main-main, Tito bakal mengganti Kapolres dan satuan fungsinya jika tidak berhasil mengungkap kasus Begal dan jambret. Akan ada analisis dan evaluasi rutin, untuk memantau perkembangan pengungkapan dua kasus ini diberbagai wilayah.

Adapun daerah yang menjadi perhatian utama dalam penanggulangan aksi kejahatan jalanan ini, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan. Hal itu juga berkaitan dengan perhelatan Asian Games pada Agustus 2018. ***