SELATPANJANG, GORIAU.COM - Kabupaten Kepulauan Meranti patut berbangga hati. Pasalnya, meski baru berusia 6 tahun, sudah memiliki olahraga tradisional yang pertama di Riau, Indonesia, bahkan dunia.

Olahraga tersebut adalah lari atas tual sagu. Olahraga yang bersifat adu kecepatan atas tual sagu di sungai (air) merupakan aktivitas orang-orang terdahulu dalam bekerja (menghitung tual sagu sebelum dijual ke penampungan).Hal itu juga diungkapkan Ketua Sanggar Bathin Galang Sopandi SSos, ketika ditemui di Selatpanjang, Kamis (7/5/2015) siang. Kata Sopandi, lari atas tual sagu tersebut merupakan olahraga satu-satunya di Kepulauan Meranti bahkan dibelahan dunia manapun belum ada olahraga yang unik ini. "Seluruh dunia tidak ada, cuma di Bokor Kecamatan Rangsang Barat," kata Sopandi.Guna melestarikan permainan ini, Sanggar Bathin Galang yang merupakan sanggar di Desa Bokor sering menggelar permainan tersebut di Sungai Bokor. Rencananya juga, Sanggar Bathin Galang akan kembali menggelar Pesta Sungai Bokor ke-5 pada bulan Juli 2015 mendatang. Dalam perhelatan ini, tidak hanya lari atas tual sagu, panitia juga mengadakan beberapa permainan rakyat lainnya seperti golek tual sagu, mancing senepak, main seningkik (permainan anak-anak perempuan, red) gasing, dan beberapa olahraga tradisional lainnya."Tujuan kami mengadakan lomba lari atas tual sagu ini adalah untuk melestarikan kearifan lokal daerah Kabupaten Kepulauan Meranti," ujarnya lagi.Lanjut Sopandi, selain iven bertaraf internasional itu melestarikan kearifan lokal, juga sebagai promosi daerah Meranti ke kancah internasional. pasalnya, wisatawan mancanegara (Wisman) dari berbagai belahan dunia akan hadir di Bokor. "Ini juga ajang promosi memperkenalkan destinasi wisata Meranti. Makanya bagi Wisman terbuka untuk mengikuti lomba ini," tambah lelaki yang akrab dipanggil Atah Pandi itu.Ketika disinggung tentang asal muasal lomba lari atas tual sagu ini, Sopandi mulai bercerita lebar. Sopandi mengatakan lari atas tual sagu tersebut merupakan tradisi nenek moyang masyarakat setempat dalam menghitung tual sagu itu sebelum diantar ke tempat pengolahan (pembeli).Sayang akan budaya dan kearifan lokal yang sekarang dijadikan olahraga tradisional di Meranti itu, beberapa waktu lalu Sanggar Bathin Galang telah mengusulkan ke Badan pelestarian Nilai Budaya (BPNB) yang menaungi wilayah Riau, Kepri, Jambi dan Bangka Belitung yang berkantor di Tanjungpinang Kepri, untuk dijadikan sebagai salah satu cagar budaya Indonesia. "Jangan sampai diambil orang lain, karena suatu saat permainan ini akan menjadi brand dan ikon Kepulauan Meranti yang mengimplementasikan tradisi budaya masyarakat setempat. Tapi sampai saat ini belum terwujud apa yang telah kami usulkan itu," ujarnya pula.Meski begitu, Sopandi tidak putus asa mengusulkan. Kedepannya Ia berjanji akan terus mengupayakan agar permainan lari atas tual sagu itu bisa menjadi ikon destinasi wisata setempat yang diakui dari BPNB dan masuk salah satu iven wisata Provinsi Riau, maupun tingkat nasional.Upaya Sopandi dalam memperjuangkan ikon pariwisata Meranti ini juga mendapat dukungan dari beberapa pihak. Diantaranya Kepala Desa Bokor Aminullah SAg SH MSi dan tokoh masyarakat budaya setempat Suherman. Kades dan tokoh masyarakat itu mengaku mendukung penuh langkah Sopandi dalam mewujudkan apa yang diinginkan masyarakat banyak."Kami mendukung Sopandi menjadikan beberapa permainan rakyat ini brand dan ikon wisata Kepulauan Meranti. Karena sebenarnya ini merupakan kekayaan budaya bersama. Seharusnya dinas terkait juga proaktif untun mempopulerkan olahraga ini, jangan sampai lomba lari atas tual sagu ini dibiar begitu saja, kalau bisa dibuat dengan format pertandingan yang profesional, sehingga olahraga ini menjadi daya tarik bagi wisatawan," kata Aminullah pula.(zal)