JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarawati mengungkapkan, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah melebihi jumlah kasus positif di China. Per 18 Juli 2020, angka kasus positif di Indonesia sebanyak 84.882 orang, "dan kemarin naik lagi menjadi 91,761 orang,".

Karenanya, Anis memandang, vaksin adalah hal penting, untuk menanggulangi pandemi Covid-19 yang mungkin masih melanda hingga tahun depan berdasarkan paparan Menteri Keuangan. Dan penting bagi pemerintah untuk menjadikan upaya menghadirkan vaksin sebagai langkah prioritas.

Sementara, kata Anis, anggaran khusus vaksin covid-19 tahun 2021 versi pemerintah baru akan diketahui saat presiden membacakan nota keuangan dan penyampaian RAPBN 2021 pada tanggal 16 Agustus 2020 nanti di DPR, yang selanjutnya akan dibahas bersama DPR.

Dewasa ini, Indonesia telah menerima vaksin Covid-19 dari Sinovac, China. Efektivitas vaksin untuk warga Indonesia diberitakan tak lepas dari pentingnya kesesuaian dengan virus Covid-19 yang ada di tanah air. Karenanya penting bagi Indonesia untuk menghasilkan vaksin sendiri.

"Pemerintah Indonesia memang kurang dalam menghargai riset anak-anak bangsa. Itu terbukti dari alokasi anggaran penguatan riset dan perkembangan di tanah air yang setiap tahunnya masih di bawah 0,8% dari total pendapatan domestik bruto (PDB) negara," papar Anis dalam diskusi di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7/2020) lalu.

Ia mengungkapkan, anggran riset di Indonesia tahun 2020 hanya Rp 1,37 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan anggaran tahun lalu yang mencapai Rp 2,01 triliun.

"Bahkan juga ditengok selama beberapa tahun belakangan, anggaran riset tahun ini termasuk yang paling kecil semenjak 4 tahun terakhir," kata Anis.

Dukungan anggaran untuk penelitian guna memproduksi vaksin lokal, ditegaskan Anis, penting agar Indonesia berdaulat dalam hal vaksin.

"Memang vaksin itu terkait dengan kedaulatan negara. Jadi memang, mestinya tuh kita produksi sendiri. Karena memang kan nggak bisa sama, orang kita dengan orang luar itu beda. Dan lebih bagus diproduksi oleh kita, dengan sampel dari kita sendiri. Itu membutuhkan dana," kata Anis usai gelaran diskusi.

Kata Anis, salah satu bahayanya vaksin dari luar negeri adalah kemungkinan jatah vaksin yang terbatas bagi Indonesia. "Nanti kita ketergantungan gitu. Nanti malah tambah panjang lagi rentang itu (pandemi, red) nya,".

"Jadi makanya, kita imbau pemerintah lebih aware terhadap ini. Untuk itu butuh riset. Kita harus sadar, butuh riset yang dikembangkan oleh kita. Makanya, nanti kita mau lihat, Presiden dalam nota Keuangannya akan menyampaikan apa soal anggaran vaksin ini," tandas Anis.***