NATALIA tidak pernah membayangkan akan menjadi mualaf (memeluk agama Islam). Sebab, dari kecil hingga dewasa, dia tak pernah mengenal Islam dan tidak memiliki teman orang Muslim.

Dikutip dari Republika.co.id, Natalia lahir dan dibesarkan di tengah keluarga non Muslim di Kolombia. Setelah dewasa, Natalia pindah ke Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam ini dia mulai mencari Tuhan.

Natalia mencoba mempelajari sejumlah agama dan kepercayaan lainnya, namun agama-agama itu mampu mengisi jiwanya yang hampa. Hingga, dia sampai pada titik dalam hidupnya, di mana dia menyerah pada gagasan tentang Tuhan, dan mulai mengikuti arus di lingkungannya.

''Saya biasa berpesta dan sangat peduli dengan hal-hal yang materialistis, meninggalkan apa yang sebenarnya penting,'' kata Natalia dikutip dari Muslimconvertstory.com.

Namun, kehampaan masih menghinggapi dirinya. Dia merasakan depresi berat yang membuatnya berpikir untuk bunuh diri.

"Saya merasa hidup tidak ada artinya dan saya tidak penting bagi siapa pun," kata Natalia.

Namun, suatu malam dia berdoa sambil menangis bertanya kepada Tuhan di mana dia berada, di mana kebahagiaan yang sebenarnya. Dia terus memintanya untuk membimbingnya kepada kebenaran yang sebenarnya. Dia tidak pernah percaya bahwa Tuhan yang selama ini dia sembah sesuai agamanya adalah Tuhan.

Pada suatu malam, karena menangis dan berdoa begitu banyak, sehingga membuatnya tertidur. Dalam tidur itu, dia mendengar suara yang tidak dia kenali. Natalia masih tidak tahu apakah dia sedang bermimpi.

Tetapi suara itu mengatakan kepadanya bahwa dia tidak tersesat dan kebenaran ada dalam Islam. ''Tidak ada yang pernah berbicara kepada saya tentang Islam. Saya tidak pernah punya teman Muslim. Satu-satunya hal yang saya tahu adalah apa yang saya lihat di televisi - ide-ide yang salah tentang Muslim dan Islam. Oleh karena itu, hampir tidak mungkin saya bisa dipengaruhi oleh siapa pun,'' kata Natalia.

Keesokan paginya, dia bangun dan merasa lebih bahagia. Dia berhenti menangis dan mulai melakukan penelitian untuk mencari tahu apa itu Islam. Sedikit demi sedikit dia mulai membuat perubahan dalam hidupnya meskipun dia belum siap untuk memeluk Islam sepenuhnya.

Suatu hari, dia bertemu dengan teman di tempat kerja yang kebetulan seorang muslimah berjilbab. Muslimah itu menjadi inspirasi bagi Natalia, dan dia mulai menanyakan banyak pertanyaan tentang Islam, khususnya tentang wanita beriman.

''Setiap hari saya menanyakan sesuatu padanya dan akhirnya pada tahun 2017, setelah dua tahun, saya mengatakan kepadanya bahwa saya siap ke masjid untuk mengucapkan syahadat. Hari itu adalah momen terindah dalam hidupku,'' ujar Natalia.

Setelah itu hidupnya berubah 100 persen dan banyak berkah menghampirinya. Dia memiliki kesempatan kerja yang lebih baik, banyak pintu terbuka untuknya.

''Tiga bulan setelah itu Tuhan memberkati saya dengan seorang pria hebat yang menjadi suami saya,'' ungkapnya.

''Hubungan saya dengan ibu dan saudara perempuan saya telah berubah menjadi lebih baik dan mereka sangat bahagia dengan semua perubahan positif dalam diri saya. Kami sangat dekat sekarang. Saya merasa seperti orang yang lebih baik dan tidak pernah mengalami depresi sejak itu,'' ucap Natalia.

Sekarang, Natalia terdaftar di sebuah Mualaf Center yang dikhususkan bagi mualaf baru untuk mempelajari lebih lanjut tentang Islam dan Alquran.

''Allah memiliki rencana ini untuk saya, dan saya akan menceritakan kisah saya kepada semua orang yang mencari kebenaran dan menginginkan berkah dalam hidup mereka. Tanpa Allah yang terbesar, kita bukan siapa-siapa. Saya tidak akan bosan mengucapkan SubhanAllah, Puji Allah,'' sambung Natalia.***