BINTANG NBA, Stephen Jackson, pensiun dari dunia basket sejak 2015. Belakangan ini Jackson aktif menyerukan gerakan keadilan rasial, terlebih setelah peristiwa pembunuhan George Floyd yang disebut oleh Jackson sebagai kembarannya.

Dikutip dari Republika.co.id, beberapa waktu lalu, Jackson memutuskan menjadi mualaf (memeluk agama Islam). Jackson mengenal Islam karena kegiatannya sebagai aktivis serta pengaruh teman-temannya. Pekan lalu, Jackson berbagi kisah tentang konversi keimanannya menjadi seorang Muslim. 

Meskipun pemain bintang Muslim tak asing lagi di dunia NBA seperti Kareem Abdul-Jabbar, Hakeem Olajuwon, Mahmoud Abdul-Rauf, hingga Shareef Abdur-Rahim. Namun konversi agama yang dilakukan Jackson begitu sangat penting, karena  memberikan Muslim Amerika aura penting untuk perubahan sosial. 

Dalam sebuah sesi wawancara seperti dilansir Religion News Service pada Jumat (5/2/2021), Jackson mengungkapkan bahwa dirinya telah serius mempelajari Islam dalam tujuh bulan terakhir. Tetapi ia telah mendapat pengaruh bertahun-tahun. Jackson mengaku dengan ikhlas dirinya melontarkan pernyataan pertama kalinya untuk pindah agama adalah pada 2013.  

Jackson menceritakan perjalanannya menemukan Islam berawal ketika ia menjalin pertemanan dengan yakni Hanif atau dikenal Neef Buck dari duo rap Young Gunz. Jackson kerap melihat temannya itu shalat, hingga ia pun bertanya tentang bagaimana Hanif shalat dan apa yang diucapkan ketika shalat. Kala itu Jackson belum tergerak untuk menjadi mualaf, hingga kemudian temannya yang lain yakni Jibril dibunuh. Jibril adalah seorang Muslim yang biasa diajak Jackson berbincang tentang Islam. Ketika di pemakaman sahabatnya itu, Jackson melihat ibu Jibril sangat tenang dan yakin sebagaimana ketenangan dan keyakinan yang diingat Jackson dari sosok Jibril ketika masih hidup.

Jackson merasa ibu temannya itu gembira mengetahui anaknya dalam perjalanan ke surga. Dari situlah ada keyakinan dalam diri Jackson untuk memutuskan memeluk Islam. ''Insya Allah. Itu adalah hari dimana saya benar-benar memutuskan,'' kata Jackson. 

Kematian George Floyd yang dibunuh dalam sebuah penangkapan yang dilakukan polisi, membuat Jackson pun menyadari tentang kematian. Dari situ, Jackson berusaha mempelajari tentang dirinya dan tujuannya hidup. Jackson menyadari kematian dapat datang kapan saja. Tapi dengan usianya yang sudah 42 tahun, Jackson bersyukur dan ingin menjalani kehidupannya sebagai manusia yang lebih dekat dengan Allah. 

''Saya ingin tumbuh lebih dekat dengan-Nya. Saya ingin menjadi pemimpin yang lebih baik, manusia yang lebih baik, pemimpin keluarga yang lebih baik, teman yang lebih baik, dan sekarang saya ingin tumbuh sebagai orang beriman. Saya perlu mendengarkan hati saya. Allah telah menyentuh jiwa saya secara mendalam dengan begitu banyak hal yang terjadi,'' kata Jackson.

Jackson merasakan gejolak iman dalam batinnya. Ia pun menelepon saudaranya, Tone Trump dan mengatakan bahwa dirinya siap untuk menjalani hidup sebagai Muslim. Jackson merasa seperti orang baru dan lebih kuat dalam banyak hal. 

Ada banyak perubahan dalam hidup Jackson setelah menjadi Muslim. Jackson mengatakan sebagai pebasket dirinya memang sangat disiplin, bahkan sebelum menjadi Muslim ia sudah meninggalkan pergi ke klub dan minuman keras. 

''Allah telah memberkati saya dengan begitu banyak, dan sekarang dia telah memberkati saya dengan Islam. Saya ingin menunjukkan kepada-Nya bahwa saya layak mendapatkan berkah itu dengan membawa disiplin yang sama ke dalam Islam sejak hari pertama, yang saya bawa ke segala hal lainnya dalam hidup saya,'' kata Jackson.

Jackson mengatakan, ketika ia memutuskan menjadi mualaf, keluarga dan orang-orang yang mengenalnya tidak terkejut. Mereka justru bangga dengan hal itu. 

''Saya menelepon ibu saya dan melakukan panggilan lama dengannya dan kami bolak-balik. Dia ingin memastikan saya siap melakukan ini, dan tahu apa yang saya lakukan. Dia bilang dia baik-baik saja. Faktanya, dia menyukai kenyataan bahwa saya shalat lima kali sehari karena dia tidak bisa membuat saya shalat sekali sehari ketika saya bukan Muslim. Dia melihat ketenangan dalam diriku, dan versi diriku yang lebih baik. Jadi dia mendukung,'' katanya. 

Tak hanya ibunya, Jackson mengatakan anak-anaknya juga mendukung dirinya menjadi mualaf. Menurutnya itu adalah hal yang terpenting bagi dirinya. 

''Saya tidak melakukan ini untuk siapa pun selain Allah, dan saya ingin tetap seperti itu. Itu sebabnya saya mudah mengambil keputusan ini, karena itu hanya untuk Allah. Di penghujung hari, saya berlutut dan meminta bimbingannya, dan di sinilah dia menempatkan saya. Jadi saya akan tetap di jalurnya, insya Allah,'' katanya. 

Jackson pun mengungkapkan tentang perjuangannya sebagai aktivis keadilan rasial terlebih setelah kematian George Floyd. Menurut Jackson setelah menjadi mualaf dirinya merasa memiliki komunitas Muslim global yang selalu ada di belakangnya. 

''Saya memiliki dukungan yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Saya telah melalui banyak hal, saya memenangkan kejuaraan, memenangkan penghargaan, baru saja memenangkan podcast terbaik. Tidak ada yang terasa lebih baik daripada melihat seseorang yang Anda kenal sedang mengalami saat-saat yang buruk, dan Anda dapat membuat mereka tersenyum. Saya membuat banyak senyum di wajah orang-orang, dan saya tidak pernah mendapatkan dukungan lebih dari yang saya miliki sejak saya menjadi Muslim. Selain keluarga Jackson, saya tidak pernah merasakan cinta yang lebih dari yang saya rasakan dari ummah (umat Muslim),'' katanya. 

Jackson juga menjelaskan tentang para tokoh Muslim yang menginspirasinya dalam memperjuangkan keadilan rasial. Bahkan Jackson mengaku sebelum ia menjadi Muslim pun sudah mengagumi tokoh-tokoh Muslim semisal Malcom X. 

''Bagaimana dia bertarung, apa yang dia perjuangkan, dan keberaniannya untuk melawan arus setiap saat ketika dia merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ketika Anda berpikir benar, Anda memikirkan Malcolm. Dia telah menetapkan standar bagi saya dan banyak orang lain tentang apa artinya menjadi orang benar saat memperjuangkan keadilan,'' katanya. 

Ia pun sangat terinspirasi dengan petinju Muslim legendaris Muhammad Ali yang dapat memperjuangkan keadilan melalui profesinya sebagai petinju. 

''Jadi saya merasa seperti anak Ali, dan murid Ali. Dan seperti dia, menjadi hamba Allah yang sejati, sambil memperjuangkan keadilan, adalah tujuan terbesar saya,'' katanya.***