JAKARTA - Bambang Soesatyo telah resmi menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI usai pelantikan pada Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Jakarta, Kamis (3/09/2019) malam.

Dalam pidato perdananya sebagai Ketua MPR, Bamseot menyinggung soal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

Kata Bamsoet, "bagi MPR, tugas melantik Presiden dan Wakil Presiden secara simbolik bukanlah tugas yang berat, namun memastikan apakah MPR, DPR, DPD serta Pemerintah, dapat bekerjasama guna menciptakan keadilan di masyarakat adalah tantangan berat bagi kita bersama,".

Ia kemudian menyinggung banyaknya demontrasi massa yang terjadi di berbagai tempat di tanah air sepekan lalu. Menurutnya, rentetan peristiwa itu memperlihatkan adanya ketidakstabilan hubungan antara negara dengan masyarakat.

"Kejadian-kejadian tersebut mengetuk kita kembali untuk membuka ruang-ruang dialog yang mengedepankan persatuan dalam rangka mengurai ketegangan pasca Pemilu ataupun ketegangan yang terjadi baru-baru ini," kata Bamsoet.

Ia melanjutkan, MPR meyakini tanggungjawab menciptakan keadilan itu mesti menjadi kerja gotong royong. "Kerja gotong royong ini mudah dilakukan apabila kita mengedepankan rasa saling percaya, daripada persaingan dan rasa curiga di antara kita," ujarnya.

Seperti diketahui, belakangan terjadi berbagai aksi unjuk rasa di berbagai wilayah di Indonesia. Peristiwa, Papua termasuk Wamena, demontrasi Pelajar dan Mahasiswa, yang diketahui banyak menelan korban, disebut Istana dalam tunggangan pihak yang ingin menggalkan pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI periode 2019-2024, pada 20 Oktober mendatang.

Menyusul, ada juga demonstrasi kaum buruh yang menolak Revisi UU Ketengakerjaan.

Saat demonstrasi Mahasiswa di sekeliling Kompleks Parlemen pada Selasa lalu, Bamsoet yang kala itu masih menjabat Ketua DPR RI, bahkan terpapar gas air mata dan harus dievakuasi, saat berjalan di pelataran depan gedung Kura-Kura menuju kerumunan massa guna mendinginkan suasana.***