PEKANBARU - Kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram (Kg) di Provinsi Riau, khususnya Pekanbaru diduga sengaja dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab memanfaatkan momentum keterlambatan penyaluran gas akibat adanya kecelakaan truk di lokasi perbaikan Jembatan Semunai, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau beberapa waktu lalu.

"Pasokan elpiji sebenarnya sudah memenuhi kouta. Hanya saja kemarin distibusinya dari Dumai ke Pekanbaru terlambat karena ada kecelakaan di Pinggir," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Provinsi Riau, Asril Encik kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin (11/9/2017).

‎Keterlambatan itu, kata Asril, ternyata dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu hingga berlanjut sepekan terakhir ini.

"Karena satu hari terlambat, pengaruhnya berentetan sampai satu mingguan. Setelah ditelusuri dan mendapat laporan dari Disperindag Pekanbaru, persoalannya karena pendistribusian elpiji mengalami kendala di jalan karena ada kecelakaan, yang menyebabkan jalan macet," paparnya. 

Selama ini sistem penyaluran elpiji dilajukan melalui tiga tahapan, dari Pertamina ke agen, lalu agen ke pangkalan.

"Kesalahannya dimana, tentu kabupaten dan kota yang paham dengan wilayahnya, karena mereka yang mengeluarkan izin," tandasnya.

Stok gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram (Kg) di Provinsi Riau, khususnya di Pekanbaru sejak beberapa pekan terakhir ini, semakin sulit didapatkan. Bahkan, harganya melambung dari ketetapan HET mencapai Rp25-35ribu per tabungnya. ***