SAMPANG - Anggota polisi sempat disekap para santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Robatal, Sampang, Jawa Timur, karena diduga ada rekayasa kasus narkoba jenis sabu-sabu oleh aparat.

Bupati Sampang Slamet Junaidi pun turun tangan. Saksi kejadian sekaligus simpatisan pesantren berinisial IM (29) menyebut kasus itu bermula, pada Senin (24/) petang, saat pesantren ramai dengan aktivitas pengiriman.

Orang tua santri dari berbagai daerah datang menjenguk anaknya. Salah satu anggota keluarga santri kemudian hendak memberi barang untuk disimpan. "Orang ini masih anak-anak. Tidak lain adalah adik santri yang mondok itu," ungkap IM.

Santri tersebut, kata dia, kemudian menerima telepon untuk menghampiri anak yang sedang duduk di gardu tempat pengiriman tersebut. "Saat barang ini diambil yang disampan dalam pecinya, tiba-tiba ada aparat datang menciduknya. Kakak-beradik ini lalu diamankan dan dibawa ke Polsek Robatal," ujar IM.

Riuh dan kepanikan orang tua santri dan alumni terjadi ketika aparat datang ke dua kalinya untuk merampas barang bukti berupa sepeda motor yang dikendarai keluarganya.

Lantaran tak terima dengan upaya perampasan itu, pihak pengasuh pesantren menahan polisi hingga larut malam. Para alumni semakin banyak berdatangan. Mereka mendesak petugas untuk menghadirkan oknum yang sengaja memberi narkoba tersebut.

Keluarga santri itupun, kata IM, sempat bercerita bahwa sebelum masuk pesantren sempat diberi sebuah barang oleh orang yang tidak dikenal. Setelah dilihat dan diperhatikan, barang itu dicurigai sebagai narkoba.

Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafidz kemudian datang ke pesantren ini untuk menenangkan massa. Mereka berdiskusi dengan pengasuh pesantren untuk mencari jalan keluar.

Slamet pun menyampaikan akan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Terlebih, kata dia, ini menyangkut soal ketertiban dan keamanan masyarakat yang harus melibatkan banyak pihak, termasuk ulama, kepolisian, dan tokoh masyarakat.

"Kesepakatan tadi, kami dengan Kapolres dan pengasuh tetap satu pintu dalan menyelesaikan masalah. Minta tolong masyarakat jangan resah. Mari kita jaga Sampang lebih aman dan kondusif," singkat Slamet.***