COX'S BAZAR -- Sebagian kamp pengungsi Muslim Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, terbakar pada Ahad (9/1/2022). Akibat kebakaran itu, lebih 5.000 warga Muslim Rohingya kehilangan tempat tinggal.

Sekitar 850.000 minoritas Muslim Rohingya - banyak di antaranya lolos dari penumpasan militer tahun 2017 di Myanmar yang menurut penyelidik PBB dieksekusi dengan ''niat genosida'' - tinggal di jaringan kamp di distrik perbatasan Cox's Bazar, Bangladesh. Demikian seperti dikutip dari Liputan6.com yang melansir laman Channel News Asia, Senin (10/1/2021),

Sekitar 1.200 rumah hangus terbakar, kata Kamran Hossain, juru bicara Batalyon Polisi Bersenjata, yang mengepalai keamanan di kamp tersebut.

Kebakaran dimulai di Kamp 16 dan menjalar melalui tempat perlindungan yang terbuat dari bambu dan terpal, hingga menyebabkan lebih dari 5.000 orang kehilangan tempat tinggal, katanya.

''Api mulai menyala pada pukul 16.40 dan berhasil dikendalikan sekitar pukul 18.30," katanya kepada AFP.

Abdur Rashid (22) mengatakan, api begitu besar sehingga dia lari menyelamatkan diri karena rumah dan perabotannya dilalap api.

''Semua yang ada di rumah saya terbakar. Bayi dan istri saya keluar. Ada banyak barang di rumah,'' katanya.

''Saya menabung 30.000 taka (Rp5 juta) dari bekerja sebagai buruh harian. Uang itu dibakar dalam api. Saya sekarang berada di bawah langit terbuka. Saya kehilangan mimpi saya''.

Pada bulan Maret tahun lalu, 15 orang tewas dan sekitar 50.000 orang kehilangan tempat tinggal di Bangladesh setelah kebakaran besar menghancurkan rumah-rumah Rohingya di pemukiman pengungsi terbesar di dunia.

Mohammad Yasin (29) mengeluhkan kurangnya peralatan keselamatan kebakaran di kamp-kamp.

''Kebakaran sering terjadi di sini. Tidak mungkin kami memadamkan api. Tidak ada air. Rumah saya terbakar. Banyak dokumen yang saya bawa dari Myanmar juga ikut terbakar. Di sini dingin,'' katanya.***