PALEMBANG - Seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Palembang, Sumatera Selatan, berinisial DN, tidak sengaja memotong jari kelingking AR, bayi berusia 8 bulan, pada Jumat (3/2/2023).

Dikutip dari Kompas.com, ayah korban, Suparman (38), menceritakan, anaknya dibawa ke RS Muhammadiyah Palembang karena mengalami demam tinggi. AR pun harus menjalani perawatan dan dipasangkan selang infus di tangan sebelah kanan.

Namun, selang infus AR mampet sehingga istri Suparman memanggil perawat untuk membetulkannya. Saat hendak membetulkan selang infus, perawat kesulitan sehingga mengambil gunting untuk memotong perban di tangan AR.

“Perawat itu kesulitan buka perban untuk membetulkan selang infus anak saya. Karena tidak terbuka, dia lalu ambil gunting untuk memotong perban tersebut, tapi jari kelingking anak saya malah ikut terpotong,” kata Suparman, saat membuat laporan ke Polrestabes Palembang, Sabtu (4/2/2023).

Menurut dia, saat membetulkan selang infus tersebut, perawat itu terlihat tergesa-gesa. Dia pun mencoba memperingatkan agar berhati-hati, namun tidak digubris perawat tersebut.

“Saya sudah bilang sama perawat itu untuk membuka perban perlahan. Namun, perawat itu malah mengambil gunting untuk menggunting perban yang melekat di lengan anak saya,” ujar dia.

Meminta Maaf

Manajemen RS Muhammadiyah Palembang menonaktifkan DN sebagai perawat pasca insiden putusnya jari bayi berusia 8 bulan tersebut.

Wakil Direktur SDM RS Muhammadiyah Palembang, Muksin mengatakan, DN berstatus sebagai perawat tetap. Bahkan, ia telah bekerja selama 18 tahun.

“DN kini dinonaktifkan sementara akan diproses oleh komite medik,” kata Muksin, saat memberikan keterangan, pada Sabtu (4/2/2023).

Muksin menuturkan, saat mengetahui jari AR putus akibat tergunting oleh DN, mereka langsung mengambil tindakan berupa operasi terhadap bayi tersebut.

Setelah 1,5 jam operasi penyambungan jari dilakukan, bayi tersebut kini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sebagai bentuk permintaan maaf, pihak rumah sakit juga memindahkan ruang perawatan yang sebelumnya kelas III naik menjadi VIP.

“Di ruangan VIP AR dijaga tiga perawat dan dokter untuk memantau perkembangannya,” ujar Muksin.

Atas insiden ini, pihak rumah sakit berharap kepada keluarga untuk dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

“Kami juga sudah minta maaf kepada keluarga korban,” ujar dia.***