PEKANBARU - Ketua Fraksi PAN DPRD Riau, Zulfi Mursal, mengkritisi wacana pemerintah pusat yang ingin menghilangkan BBM jenis premium dan pertalite. Sebab, wacana ini sangat tidak pro-rakyat.

"Kita berharap ini tidak dilakukan. Pertalite dan premium harus tetap ada, karena kondisi ekonomi kita hari ini tidak seperti yang digambarkan oleh pemerintah pusat," ungkapnya kepada GoRiau.com, Selasa (28/12/2021).

GoRiau Ketua Fraksi PAN DPRD Riau, Zu
Ketua Fraksi PAN DPRD Riau, Zulfi Mursal.
Masyarakat pada umumnya, kata Zulfi, memang memiliki kendaraan pribadi, tapi rata-rata itu tidak dibeli dengan tunai, melainkan melalui sistem kredit. Artinya, masyarakat memiliki tanggungan pembayaran setiap bulannya.

"Kalau dibebankan lagi dengan harga bahan bakar yang tinggi, ini membuat mereka susah. Masyarakat takkan mampu. Apalagi yang berprofesi jadi ojek, berapa lagi sewa yang ditarik pada penumpang," tuturnya.

Makanya, sambung Anggota DPRD Riau Dapil Siak - Pelalawan ini, wacana penghapusan pertalite dan premium hanya akan menambah penderitaan masyarakat. Dia mempertanyakan urgensi yang menjadi dasar kuat pemerintah ingin menghapus dua jenis BBM ini.

"Kecuali, pertamax dibuat harganya sama seperti pertalite. Jadi, mari kita kembali kepada, bahwa negara ini harus menjamin kehidupan masyarakatnya agar menjadi sejahtera," tutupnya.

Sebelumnya, pemerintah tengah bersiap untuk menghilangkan atau menghapus jenis bahan bakar minyak (BBM) premium dan pertalite mulai 2022.

Padahal, dua jenis BBM tersebut masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia untuk mengisi bahan bakar kendaraan.

Seperti dikutip dari Kompas.com melansir situs resmi ESDM, penghapusan dua jenis BBM itu dilakukan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.

BBM yang dinilai ramah lingkungan yakni memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) di atas 91. Diketahui, premium memiliki RON 88, dan pertalite memiliki RON 90.

"Kita memasuki masa transisi dimana premium (RON 88) akan digantikan dengan pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih dalam Focus Group Discussion, Senin (20/12/2021) lalu. ***