PEKANBARU - Ketua Komisi IV DPRD Riau, Parisman Ihwan meminta ketegasan dari Pertamina untuk menentukan mana mobil dan motor yang berhak menerima subsidi BBM jenis premium. Pasalnya, dia melihat masih banyak mobil mewah yang antre membeli premium.

"Saya sudah sampaikan ke Pertamina, yang antre di SPBU itu banyak mobil mewah, padahal kan premium itu untuk kalangan menengah ke bawah. Bahkan, saya juga ada mobil Harrier, Innova, yang menengah ke atas lah," kata pria yang biasa disapa Iwan Fatah ini kepada GoRiau.com usai mengundang Pertamina dalam rapat hearing, Kamis (22/4/2021).

Dari pemaparan Pertamina, Iwan melihat provinsi tetangga Riau sudah mulai meninggalkan BBM jenis premium, bahkan Sumatera Barat sudah mengurangi jatah premium dan sekarang ada di angka 1 persen dari total kebutuhan BBM.

Dari sana, Politisi Golkar ini mengambil kesimpulan bahwa pemerintah pusat memang akan menghilang BBM bersubsidi ini, baik dengan alasan pengalihan subsidi atau karena rekomendasi dari Kementerian LHK.

"Tegas saja, daripada antre begitu, dan ini akan bocor terus, okelah kuota 24 persen, tapi yang tepat sasaran saya rasa hanya setengah dari itu," tuturnya.

Hal senada disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Riau lainnya, Yuyun Hidayat. Yuyun melihat sendiri bagaimana panjangnya antrean di rumahnya karena masyarakat mengantre premium ini.

"Pertamina jangan nanggung-nanggung, pahami karakter masyarakat lokal. Kita tentu ingat waktu harga BBM dinaikkan, pukul 12 malam orang berbondong-bondong ngisi BBM, tapi keesokan harinya biasa saja," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Areal Manager Pertamina Retail Riau, Wira Pratama, mengatakan, pihaknya sangat berharap konsumen bisa beralih ke BBM non-subsidi. Riau, lanjutnya, mungkin bisa belajar dari Sumbar.

Penggunaan BBM Non-subsidi disana, ujarnya, sudah 99 persen. Pengurangan BBM subsidi di daerah tersebut dilakukan secara bertahap.

"Mungkin nanti akan dibantu dengan Pergub tentang spesifikasi mobil yang boleh isi premium," katanya. ***