SELATPANJANG - Berdasarkan hasil dari program kerja Ikatan Pelajar Riau Yogyakarta Komisariat Kepulauan Meranti (IPRY-KKM) dengan tema "Implementasi dan Sosialisasi bersama Komunitas Life For Ummah Meranti di Desa Sesap, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti" pada Selasa, 18 Juni 2019 yang bertujuan untuk menelaah berita "Oknum Istri Polisi Pojokkan Bupati Kepulauan Meranti" di GoRiau. Jumat, 10 Mei 2019. Fokus IPRY-KKM lebih ke persoalan di Desa Sesap yang dibahas oleh oknum istri polisi tersebut, bukan ke persoalan subjektif beliau terhadap pribadi Bupati Kepulauan Meranti.

Permasalahan pertama berdasarkan pernyataan oknum Istri polisi tentang Listrik. Pernyataan yang terkait yaitu "di Sesap tidak ada penerangan sama sekali" pernyataan itu tidak benar, karena listrik sudah menyala 24 jam di sana. Hanya masih ada rumah yang menumpang aliran listrik tetangga untuk penerangan.

Pernyataan kedua yaitu tentang penduduk buta huruf dan bodoh. Penyataannya yaitu "Penduduknya kebanyakan buta huruf dan bodoh bisa berbahasa menulis tidak bisa, bisa menulis berbahasa tidak bisa". Pernyataan oknum istri polisi tersebut sebagian memang benar bahwa penduduk di Desa Sesap tidak bisa membaca dan menulis karena orang tua di sana ada yang menempuh pendidikan di sekolah dasar tetapi tidak tamat dan ada yang tidak menempuh pendidikan di sekolah sama sekali.

Sedangkan anak-anak mereka sudah bisa membaca dan menulis karena disana sudah ada TK, SD dan MDA. Sayangnya anak-anak di sana kebanyakan hanya menempuh pendidikan sampai di jenjang sekolah dasar, mereka tidak mau melanjutkan ke SMP yang ada di Tebing Tinggi dengan alasan jarak yang jauh dan ingin membantu perekonomian keluarga saja.

Pernyataan ketiga tentang toilet. Pernyataannya yaitu "Saking miskinnya desa itu tempat buang air kecil dan air besar di semak atau belakang hutan, karena untuk makan saja susah apalagi buat WC". Pernyataan oknum istri polisi terkait masalah WC ini sebagian memang benar adanya, bahwa di Desa Sesap itu masih ada rumah warga yang tidak memiliki WC.

Pernyataan ke-empat tentang fasilitas puskesmas dan mantri. Pernyataannya yaitu "Masyarakat desa-desa itu tidak ada fasilitas puskesmas dan mantrinya. Salah satu desa yang disebutkannya adalah Desa Sesap di Tebingtinggi Barat, dimana desa tersebut yang mayoritas didiami oleh suku Akit tidak memiliki surat tanah." Pernyataan di atas yang ada di berita itu sebagian memang benar adanya, tapi untuk layanan kesehatan masyarakat di desa Sesap sudah tersedia posyandu dan polindes yang disediakan oleh pemda untuk masyarakat Sesap. Sedangkan untuk pernyataan desa tersebut yang mayoritas didiami oleh Suku Akit tidak memiliki surat tanah itu, sebagian masyarakat Suku Akit memang belum memiliki surat tanah, walaupun kebanyakan dari mereka sudah memiliki surat tanah dan mendapatkan rumah layak huni oleh pemda.

Pernyataan kelima tentang agama dan rumah layak huni di mana pernyataannya yaitu "Masyarakat di Desa Sesap tidak tahu arti agama dan merayakan perayaan agama apa saja. Dia juga menyinggung rumah suku akit seperti rumah tidak layak huni yang tidak memiliki dinding dan pembatas".

Pernyataan diatas yang mempermasalahkan agama masyarakat di Desa Sesap itu tidak benar. Karena masyarakat Sesap sudah memiliki agama seperti agama Budha, Islam dan Kristen. Seperti yang kami ketahui di Desa Sesap 85% didominasi oleh non muslim. Sedangkan pernyataan yang menyinggung rumah suku Akit seperti rumah tidak layak huni yang tidak memiliki dinding dan pembatas ini memang benar adanya, sebagian masyarakat suku Akit di Desa Sesap memang masih tinggal di rumah tidak layak huni yang dibangun sendiri menggunakan pelepah sagu dan kayu pohon. Sedangkan rumah layak huni yang diberikan oleh pemda 5 tahun yang lalu sebagian mengalami kondisi yang sudah tidak layak huni.

"Ini dibuat dengan maksud untuk mengklarifikasi berita yang tersebar di sosial media tanpa memihak ke satu pihak mana pun, tulisan ini dibuat berdasarkan fakta yang kami temukan di lapangan disertai sosialisasi langsung dengan masyarakat desa Sesap," demikian diungkapkan Mohd. Trinanda Putra selaku Ketua Umum IPRY-KKM.

Oleh karena itu IPRY-KKM menghimbau seluruh lapisan masyarakat agar dapat menelaah segala berita untuk hasil yang lebih tepat sesuai yang ada di lapangan serta mampu mengkritisi segala pihak secara objektif dan apa adanya.

"Kami mengapresiasi segala bentuk bantuan dari pemda untuk masyarakat desa di Kepulauan Meranti, harapan kami kedepannya pemda selain memberikan bantuan berupa fasilitas juga memberikan bantuan berupa sosialisasi dan pengetahuan agar masyarakat Desa Sesap dapat hidup layak di zaman yang jauh telah maju ini," ungkapnya.

Mohd. Trinanda Putra juga mengungkapkan bahwa klarifikasi ini dibuat setelah kegiatan diskusi hasil Implementasi dan Sosialisasi IPRY-KKM bersama LFU Meranti.

"Terimakasih IPRY-KKM ucapkan kepada bapak kepala Desa Sesap, rekan-rekan dari Komunitas Life For Ummah Meranti dan masyarakat Desa Sesap yang telah membantu dalam kegiatan sosialisasi pada, 18 juni 2019 lalu," pungkasnya. (rls)