KETIKA saya mengikuti pidato kenegaraan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi pada tanggal 16 Agustus 2022, tersebutlah oleh Presiden sebuah kabar yang menggembirakan, yaitu disediakan dana untuk peningkatan produktifitas dan sumber saya manusia (SDM) sebesar Rp608,3 triliun untuk tahun 2023.

Setelah itu saya langsung menulis dengan judul; Indonesia Butuh Orang-orang Produktif. Kita tahu orang produktif yaitu; orang yang menghasilkan, orang mencipta atau orang yang membuat. Orang produktif bisa dari semua lapisan masyarakat, seperti; akademisi, politisi, petani, pengusaha, aparatur sipil negara maupun mahasiswa.

Pembangunan sangat erat hubungannya dengan produktifitas, sekaligus berhubungan dengan sumber daya manusia. Orang produktif pada umumnya memiliki kemauan kuat, banyak pengetahuan serta pendidikan memadai. Khusus pendidikan, dimana negeri kita memiliki hampir 5 ribu perguruan tinggi (swasta dan negeri) justru out put-nya relatif tidak produktif.

Pengamat dan pakar menyebut akibat dari mutu yang masih bermasalah. Pendidikan kita masih mengutamakan kuantitas dan mengejar ijazah sedangkan mutu terabaikan.

Berikut kita sebut sekedar ilustrasi beberapa pendapat dan opini para pakar dan pengamat tentang dunia pendidikan di media cetak. Kita sebut beberapa judul saja; Sistem Pendidikan Dikritik (Kompas, 2012), Guru Penentu Utama Kualitas Pendidikan (Haluan Riau, 2015), Benahi 7 Masalah Dunia Pendidikan (Kompas, 2014), Tradisi Berpikir Kritis Masih Lemah (Kompas, 2018), Darurat Pola Pikir (Kompas, 2015), Tingkatkan Minat Baca (Republika, 2015) dan Potret Buram Dunia Pendidikan (Haluan Riau, 2013).

Dari lebih kurang 120 perguruan tinggi negeri, hanya 4 buah yang masuk ranking 500-an dunia (UI, ITB, Gajah Mada dan Airlangga), (Kompas, 2017). Sistem Pendidikan Harus di Evaluasi Total (Kompas, 2017) dan banyak lagi opini maupun tajuk di media cetak.

Akibat pendidikan yang masih bermasalah, banyak ditemukan lulusan PT dipandang sebelah mata dunia, termasuk S3 dan Profesor. Jarang sekali menulis, apalagi meneliti atau menjadi nara sumber juga jarang. Di lembaga-lembaga negara pun masih sulit menemukan orang-orang produktif.

Yang lebih mengagetkan ada tulisan di Tempo, 2013, oleh Wakil Menteri Aparatur Negara Imam Prasojo yang judulnya; Hanya 20% Birokrat yang Bekerja. Luar biasa informasi tersebut, mengagetkan dan prihatin.

Kita sudah 77 tahun merdeka, masih negara berkembang, dimana negara-negara yang masih muda dari kita sudah masuk negara maju. Salah satu sebabnya adalah karena mutu SDM kita masih rendah.

Mudah-mudahan dana yang dialokasikan Presiden Jokowi untuk peningkatan produktifitas dan SDM dapat diserap secepatnya.

Mari kita benahi pendidikan, terutama bersihkan mafia-mafia yang berkeliaran. Rekruitmen guru dan dosen betul-betul menjadi perhatian, terutama pola pikir agar berkemauan kuat untuk bekerja dan bekerja. Indonesia butuh orang-orang produktif.

Dirgahayu Republik Indonesia.***

Drs. H. Iqbal Ali, MM adalah dosen dan Ketua Dewan Penasihat IKMR Riau.