TANGERANG - Kesuksesan atlet taolu tidak diikuti atlet sanda. Dari 11 atlet sanda yang memperkuat Kontingen Wushu Indonesia, hanya Denis Darmawan yang masih tersisa pada Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII/2022.

Denis, panggilan akrabnya, melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan Abdelouhab dari Algeria dalam pertarungan kelompok junior kelas 52kg putra yang berlangsung di ICE Bumi Serpong Damai Tangerang, Banten, Kamis (8/12/2022).

Di babak semifinal yang akan dimainkan Jumat (9/12/2022), Denis akan berhadapan dengan Hua Van Doan yang mengalahkan Islam Turarov dari Kazakhstan di perempat final.

"Ya hanya Denis yang masih tersisa di Sanda. Tetapi, saya yakin Denis bakal mampu mengatasi atlet Vietnam . Kita sudah mempelajari pola permainan atlet Kazakhstan yang dikalahkannya. Bahkan, kita juga telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Hua Van Doan," kata pelatih Sanda Indonesia, Muhammad Slamet.

Kekalahan dialami Kiemas Sakti Negara saat tampil di semifinal kelas 45kg kelompok Junior Putra. Kiemas gagal melangkah ke final setelah dikalaahkan atlet Vietnam, Nguyen Dang Khoa. Dengan hasil ini, Kiemas harus puas meraih medali perunggu.

"Ya, dari nomor Sanda memang baru hanya medali perunggu yang disumbangkan Kiemas kepada Kontingen Wushu Indonesia. Di pertarungan itu, Kiemas sudah melakukan perlawanan maksimal namun lawannya memang tampil lebih baik," kata Manajer Tim Sanda Kontingen Wushu Indonesia, Sudarsono yang ditemui di tempat latihan.

Hasil yang kurang mengembirakan juga dialami Nabila Puspita Annastasya. Nabila, panggilan akrabnya, tidak berdaya menghadap Diana Rahimi dari Iran yang unggul tinggi badan dan jangkauan pada petarungan babak perenpatfinal kelas 56kg kelompok Junior Putri.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, kata Sudarsono, ada dua penyebab kegagalan atlet sanda Indonesia untuk menembus babak final. Pertama, mereka masih grogi dan di babak awal berhadapan dengan lawan-lawan tangguh dari China, Iran, dan Vietnam.

"Atlet Iran dan China belum ada yang kalah hingga babak semifinal. Kedua negara ini memang pesaing berat ditambah Vietnam," jelas Sudarsono. ***