DURI - Konflik antara Gajah dan Manusia kembali terjadi di wilayah kantong Balairaja, Bengkalis, Riau. Seorang warga tewas diinjak gajah liar yang mengamuk di pemukiman penduduk.

Kali ini, korbannya Tukiah seorang wanita berusia sekitar 50 tahun, warga Jalan Padat Karya RT 03 RW 03 Dusun Sialang Rimbun, Desa Muara Basung, Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kejadian nahas itu Sabtu (11/11/2017) pagi sekitar pukul 11.00 WIB. Awalnya korban sedang membekukan karet di kebun belakang rumahnya.

Terkejut dihampiri sesosok hewan bongsor berbelalai dan reflek langsung berlari. Sayangnya, korban terjatuh dan langsung diinjak-injak oleh gajah hingga meninggal dengan luka memar dibagian sebelah kanan badannya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Mahfud melalui Kasi BBKSDA Wilayah II Riau, Heru saat dikonfirmasi GoRiau.com, Senin (13/11/2017) siang membenarkan peristiwa itu.

Pihaknya sangat menyesali terjadinya peristiwa yang menghilangkan nyawa manusia di wilayah kantong Balairaja - Giam Siak Kecil. Namun peristiwa itu tak dapat dielakan karena habitat gajah sendiri sudah mulai menyempit akibat beralih menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk.

"Ibarat orang yang membuat rumah di tepai sungai, dia harus siap dengan banjir yang akan menghadangnya jika air sungai pasang. Begitu juga halnya dengan masyarakat yang membuat rumah atau berkebun di tempat yang harusnya habitat gajah. Harus siap dengan resikonya," kata Heru.

Sebagai informasi lagi, Heru menjelaskan untuk lokasi kejadian itu merupakan perbatasan wilayah Kantong Balairaja dengan Kantong Giam Siak Kecil. Secara jumlahnya dari kedua kantong ini populasi gajah ada sekitar 50 ekor.

"Jumlahnya cukup banyak. Dan mereka ini tetap akan melintas di jalurnya, meksi jalur jelajahnya itu kini sudah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk atau perkebunan warga. Dalam hal ini masyarakat harus lebih waspada dan berhati-hati," kata Heru menambahkan.

BBKSDA Riau juga akan menurunkan sejumlah personil untuk mensosialisasikan kepada masyarakat setempat agar tidak panik dan melakukan perlawanan ketika melihat kawanan gajah liar memasuki pemukiman penduduk.

"Masyarakat cukup mundur teratur dan hubungi petugas yang ada di Duri dan sekitarnya. Karena untuk penanganan gajah ini perlu orang yang sudah terbiasa seperti mahotnya dibantu dengan gajah jinak. Secara kecepatan berlari saja, kita sudah jauh kalah dengan gajah," kata Heru lagi.

Saat ini, pihak BBKSDA Riau sudah menurunkan 2 ekor gajah jinak untuk melakukan evakuasi terhadap seekor gajah liar yang diperkirakan berusia 10 tahun dan masih dalam masa remaja hingga rentan emosi ketika merasa terusik.

"Jadi gajah jantan diusia remaja ini cenderung emosi, nakal dan sudah birahi. Apalagi ketika dia gajah soliter atau sendiri tanpa berkelompok. Ini harus dihindari warga ketika menemukannya. Yang kemarin menginjak warga itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan gading yang masih pendek," terang Heru. ***