BANGKINANG - Komunitas Seni Rumah Sunting menggelar Tadarus Puisi di Taman Seribu Bunga Tepian Mahligai Indah Danau PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar, tepatnya di Desa Koto Mesjid, Minggu 2 Mei 2021. Tadarus Puisi kali ini mengusung tema Tadarus 'Pandemi' Puisi.

Pendiri sekaligus Pembina Rumah Sunting, Kunni Masrohanti, menyebutkan, kegiatan ini sengaja dilaksanakan di lokasi wisata agar bisa turut berperan mempromosikan dan memberi semangat kepada pengelola di tengah ekonomi dan sulituasi sulit karena Pandemi saat ini

''Pandemi mengubah semuanya. Banyak tempat wisata tutup karena tak mampu bertahan karena terus berkurangnya jumlah pengunjung. Tadarus Puisi dengan latar belakang alam dan lokasi wisata, semoga bisa turut berperan khususnya dalam promosi,'' kata Kunni saat menyampaikan sambutan. Kunni juga membacakan puisi Membaca Tanda-tanda Karya Taufik Ismail.

Kegiatan ini pun mendapat sambutan baik dari banyak pihak, khususnya masyarakat yang hadir langsung ke lokasi. Mereka ada tokoh masyarakat, pemuda tematan dan beberapa pengelola wisata di Kampar. Rumah Sunting juga mendapat ajakan ketjasama. Di antaranya dari Dewan Kesenian Kampar dan Kepala Desa Tapung.

''Saya hadir tidak atas nama jabatan sebagai Kepala Bidang Promosi Wisata Kampar, saya hadir sebagai penikmat seni, ingin melihat para penyair baca puisi. Apalagi Kak Kunni ini sahabat saya sejak lama. Meski begitu, saya sebagai Kabid sangat mengapresiasi kegiatan ini. Terimakasih telah memilih Tepian Mahligai salah satu lokasi wisata Kampar sebagai tempat acara ini. Saat ini Kampar juga sedang mendesain pengurus dewan kesenian yang sudah lama fakum. Nanti kalau dewan kesenian Kampar sudah jalan, kami akan mengajak Rumah Sunting kerja sama,'' kata Kabid Promosi Wisata Kampar, David Hendra yang juga bagian dari Pokdarwis Tepian Mahligai.

Tadarus Puisi ini dilaksanakan secara offline dengan sangat terbatas dan wajib prokes serta disiarkan secara langsung di Youtube dan Instagram Rumah Sunting. Kegiatan juga dilaksanakan dua sesi, yakni sore dan malam.

Mengingat lokasi Tepian Mahligai cukup jauh, seluruh tim Rumah Sunting yang berjumlah 9 orang dari Pekanbaru, selain berbuka bersama, mereka juga sahur bersama. Tim juga dibantu panitia lokal dari Tepian Mahligai.

Dikatakan Kunni lagi, Tadarus Puisi ini dilaksanakan setiap tahun sejak Rumah Sunting berdiri. Tahun ini, pelaksanaan disepakati bersama lagi meski Pandemi. Makanya dilaksanakan dengan sangat terbatas dan memanfaatkan medsos agar bisa dinikmati masyarakat luas.

Dengan kondisi serba terbatas inilah, maka Tadarus Puisi kali ini mengedepankan tagline 'Memetik buah keterbatasan dengan keterbatasan'. Tagline ini menjadi kunci yang harus ditaati oleh seluruh tim tamu yang hadir ke Tepian Mahligai untuk menyaksikan secara langsung.

Pembacaan puisi sore hari dilaksanakan di sepanjang dermaga yang menjulur jauh hingga ke tengah danau. Dengan konsep serba putih, menambah suasana yang mendung dan sejuk semakin teduh.

Tepian Mahligai dipilih sebagai lokasi Tadarus Puisi tahun ini, sambung Kunni, karena sudah dinganggap sebagai tempat sendiri. Sebelumnya, beberapa kali kegiatan sastra sudah pernah dilaksanakan Rumah Sunting di sini.

Kegiatan malam dilaksanakan di tepian. Dengan panggung sederhana, berbagai penampilan seperti pembacaan puisi, nyanyi puisi dan musikalisasi puisi kembali dipentaskan. Beberapa tokoh masyarakat juga hadir. Ada Faisal Ali bergelar Datuk Tanjalelo yang juga perintis dan pengelola Tepian Mahligai, tokoh masyarakat Desa Koto Mesjid, Kepala Desa Tapung, pengelola beberapa tempat wisata di Kampar dan juga David Hendra. Penampilan malam itu tidak hanya dari Rumah Sunting, tapi juga dari masyarakat tempatkan. ***