SIAK - Dinilai sudah menginjak marwah masyakat Melayu dengan menggelar kirab bendara di dalam Istana Siak, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak dan kerabat Kesultanan Siak Sri Indrapura bakal melaporkan ketua GP Ansor Riau Purwaji ke Polisi.

Mereka melapor karena Ansor dan Banser mengadakan kirab bendera merah putih di dalam Istana Siak, Ahad (24/9/2018) kemarin.

Selain Purwaji, Ketua PC Ansor Siak Agus Mudhofar juga bakal ikut dilaporkan. Keduanya dilaporkan karena LAMR Siak dan kerabat kesultanan merasa mereka orang yang bertanggung jawab atas dikirabnya bendera merah putih tersebut.

''Secepatnya akan kita buat laporan. Organisasi itu sudah menginjak-nginjak marwah masyarakat Melayu dan kerabat Kesultanan Siak. Tidak pernah dibuat acara di dalam istana. Baru kali ini," kata H Tengku Said Amaruddin, perwakilan kerabat Kesultanan Siak, Senin (24/9/2018) di Gedung LAMR Siak.

Menurut Amaruddin, sebelumnya kesepakatan dengan Purwaji, kegiatan Ansor dan Banser NU boleh dilaksanakan pada Sabtu malam kemaren, tapi tidak di depan Istana Siak Sri Inderapura (Istana Asserayah Hasyimiah). Namun, Ahad paginya mereka melakukan kirab bendera merah putih di dalam istana.

''Padahal kita sudah sepakat dengan mereka boleh melakukan acara (zikir) tapi di dalam Mesjid Islamic Center. Kesepakatan itu juga disaksikan para Kiyai, Habib NU dan Kepolisan Sabtu malam kemaren di depan Mesjid Islamic Center," terangnya.

Selain itu, lanjut Amaruddin, pihaknya juga mengizinkan ribuan massa Ansor dan Banser melakukan ziarah ke makam Sultan Siak pada Sabtu malam. Setelah itu Ahad paginya mereka wajib meninggalkan Siak.

''Sebagai orang Melayu, kita juga punya iba. Sebab kalau mereka berzikir di dalam mesjid tidak mungkin kita larang. Apalagi berziarah. Tapi mereka sudah nginjak, ternyata Minggu pagi, dikirabkan bendera di dalam istana. Sultan saja melarang melakukan acara di dalam istana. Dan ini sejarah baru, pertama kali ada acara di dalam istana," terangnya.

Amaruddin juga menilai bahwa Ketua GP Ansor Riau sangat munafik dan tidak menepati janji. Padahal kesepakatan dilakukan di depan para kiyai dan Habaib NU yang hadir pada waktu itu.

"Purwaji ini munafik. Padahal di hadapan Kiyai dan Habaib NU kita berjanji Minggu pagi semua sudah meninggalkan Siak. Di depan dia juga tangan saya dicium salah seorang Kiyai NU saat kita memberi izin mereka berzikir di dalam Mesjid Islamic Center. Tapi Purwaji ini sudah mengkhianati kita. Maka itu kita akan tempuh jalur hukum," jelasnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris LAMR Siak, Drs Zulfakri juga mengatakan, sebenarnya sudah jauh-jauh hari LAMR menolak mentah-mentah acara tersebut. Namun dengan beberapa pertimbangan, pihaknya dan kerabat Kesultanan Siak sepakat memperbolehkan acara tersebut di dalam Mesjid.

"Kita cuma tidak mau ada pengkhianat Ustaz Abdul Somad (UAS) menginjakkan kakinya di Siak. Kendati yang menghianati pengurus pusat. Tapi mereka kan satu organisasi. Jadi sama saja," kata Zulfakri.

Ternyata, lanjut Zulfakri, Purwaji juga sama dengan pimpinannya di pusat. Sama-sama pengkhianat. Padahal sebelum Sabtu malam kemarin, saat rapat di Kantor Bupati Siak sudah ditolak mentah-mentah agar acara tersebut tidak digelar di Siak. Namun mereka datang juga.

"Kalau kita pikir-pikir, melihat cara mereka datang ke Siak, bukan untuk berzikir. Tapi seperti berperang. Pengamanan juga berlapis-lapis. Mereka juga licik, saat bertemu dengan kita, bawa beberapa kiyai dan habib. Agar diberikan izin. Sudah diberikan izin, ngunjak. Maka itu, LAMR Siak sepakat dengan kerabat kesultanan melaporkan keduanya," jelasnya. ***