DUMAI, GORIAU.COM - Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Dumai, Basri mengatakan kecelakaan yang menelan korban di areal kilang minyak PT. Pertamina RU II Dumai, Jumat lalu tidak bisa disepelekan. Mengingat kasus yang terjadi, yakni semburan air panas dari peralatan yang bisa berdampak terhadap lingkungan. Hal itu merupakan peringatan bagi PT. Pertamina.

Pasalnya, selama ini tidak ada peremajaan peralatan di kilang Pertamina, disinyalir ledakan besar bisa terjadi dari pipa lainnya. Semburan zat kimia yang menyebabkan bahaya lingkungan bukan tidak mungkin. Bahkan, kasus Lapindo di Jawa Timur bisa mengancam kondisi kekinian di Pertamina Dumai.

"Bukan tidak bisa berdampak terhadap lingkungan secara besar. Bayangkan saja peralatan di kilang meledak. Karena alat-alat mereka sudah uzur," katanya Kamis (26/9/2013).

Dikatakannya, usia ekonomis peralatan yang ada di Pertamina sudah tua. Sementara Pertamina tidak pernah melakukan simulasi tanggap darurat.

Bahkan, dari kajian dampak lingkungan yang dikemukakan KLH, Pertamina tidak boleh menganggap enteng peristiwa tersebut. Ia mengatakan harus ada uji kelayakan peralatan.

"Kita berbicara dari nurani, setiap kegiatan industri pasti berdampak, baik kepada tenaga kerja maupun lingkungan," katanya.

Ia menilai, kasus itu akibat tidak benarnya penataan lingkungan di kawasan Pertamina. Kalau dikroscek, disinyalir banyal temuan yang bakal dikritisi.

"Untuk mengantisipasi dampak lingkungan kecelakaan di kawasan industri, saya sudah kirimkan surat untuk melakukan simulasi tanggap darurat. Surat itu sudah dua kali, tapi tak pernah ada respon," katanya.(aeg)