RENGAT, GORIAU.COM - Gara-gara masih maraknya penambangan tanpa izin (PETII di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, air Sungai Indragiri keruh. Padahal, air sungai tersebut merupakan sumber utama bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra Kabupaten Inhu.

''Akibat buruknya kualitas air Sungai Indragiri, PDAM harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar agar air yang didistribusikan ke masyarakat jernih dan layak di konsumsi setelah dimasak,'' ujar Direktur Utama PDAM Tirta Indra Kabupaten Inhu, Ir Ahmad Hafiz, Kamis (23/5/2013).

Dikatakan, air Sungai Indragiri merupakan sumber utama untuk kebutuhan air bersih untuk PDAM Tirta Indra. Jika dibanding beberapa tahun sebelumnya, tingkat kekeruhannya semakin tinggi, dugaan sementara penyebabkanya adalah adanya aktifitas PETI.

Menurut Hafiz, PDAM Tirta Indra, pada Januari 2013 lalu sudah melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air Sungai Indragiri. Berdasarkan hasil uji labor tersebut, air Sungai Indragiri masih layak di konsumsi setelah dilakukan pengolahan dan dimasak oleh pelanggan PDAM. ''Kita hanya melakukan uji labor untuk keperluan kita saja, soal ada atau tidak kandungan logam, tidak sampai kesana,'' ungkapnya. 

Hafiz juga mengungkapkan, tingkat kekeruhan air Sungai Indragiri semakin buruk ketika air dalam keadaan surut. Saat kondisi surut tersebut, diduga aktivitas PETI semakin marak terjadi, termasuk air yang bersumber dari kanal-kanal perkebunan kelapa sawit.

''Kalau dulu disaat air Sungai Indragiri surut, kualitas air semakin jernih. Tetapi saat ini semakin surut, semakin keruh. Kondisi ini menyebabkan PDAM Tirta Indra harus meningkatkan penggunaan bahan kimia mencapai 30 persen atau sekitar 300 kg untuk keperluan selama 16 jam dengan kapasitas produksi 80 liter per detik,'' jelasnya. (aun)