PEKANBARU - Empat pakar perikanan dan kelautan dari empat negara asing, Kamis (3/12) tampil sebagai pembicara dalam Seminar Internasional dan Nasional Perikanan dan Ilmu Kelautan (ISFM) ke-4 di Grand Elite Hotel, Pekanbaru. Seminar ini digelar oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau (Faperika UR).

Keempat pakar tersebut adalah Dr Tan Heok Hui (Singapura), Brilian Long (Australia), Dr Michael De Alessi (AS) dan Prof Dr Ahmad Ismail (Malaysia). Mereka didampingi dua pembicara lokal, Prof Dr Jamaluddin Jompa (Unhas) dan Dr Morina Riauwaty S MP (UR).

Seminar ini dibuka Rektor UR, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA. Rektor dalam sambutannya mengharapkan seminar ini dapat mengungkap fakta-fakta ilmiah baru dalam bidang perikanan dan kelautan, dalam rangka menjadikan sektor ini sebagai sektor andalan dalam penyediaan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dunia.

Melalui seminar, kata rektor, para pakar dan dosen perguruan tinggi seyogiyanya dapat memunculkan hasil-hasil penelitian perikanan dan kelautan yang baru dan memberi harapan untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam seminar internasional ini dibahas 60 makalah. Sedangkan makalah nasional berjumlah 58 makalah.

Dr Tan Heok Hui membahas masalah seuk beluk ikan rawa gambut. Dia adalah pakar penemu ikan terkecil di dunia. Dr Michael mengupas tentang ekonomi perikanan global. Sedangkan Dr Brilian Long memaparkan tentang data di bidang Aquatic Resources atau sumberdaya akuatik.

Dekan Faperika UR Prof Dr Ir Bintal Amin berharap, seminar ini jangan menjadi sekedar agenda rutinitas saja. Tapi harus mampu menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya yang lebih terarah. Sebab, tuntutan pembangunan perikanan dan kelautan itu bergerak dinamis, sesuai perkembangan masyarakat.

Seminar ini diikuti oleh 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. (rls)