PEKANBARU – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengumumkan rencana penggabungan 13 perusahaan anak menjadi dua Sub Holding, PalmCo dan SupportingCo, sebagai bagian dari transformasi BUMN Perkebunan dan Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam mewujudkan ketahanan pangan. Penggabungan ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Muhammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa penggabungan ini diharapkan terlaksana pada Mei 2023. "Sub Holding PalmCo ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng," kata Abdul Ghani.

Abdul Ghani menjelaskan bahwa PalmCo berencana membangun industri hilir biodiesel dan Bio CNG, serta melakukan program peremajaan sawit rakyat. Sementara SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, dan diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.

Dengan penggabungan ini, Holding Perkebunan Nusantara akan memiliki tiga Sub Holding yang mendukung ketahanan pangan, yaitu SugarCo yang akan merevitalisasi industri gula nasional, PalmCo yang akan meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit, dan SupportingCo yang akan menjadi pengelola aset perkebunan unggul.

Transformasi PTPN dalam 2 tahun terakhir menghasilkan kinerja yang meningkat. Pada 2021, PTPN Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,64 triliun dan EBITDA sebesar Rp 14,18 triliun. Kemudian pada 2022, laba bersih mencapai Rp 6,02 triliun, atau naik 30% secara tahunan (YoY), dan EBITDA sebesar Rp 15,83 T triliun.

PalmCo diharapkan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan dan pemain utama industri sawit dunia pada tahun 2026. Sebagai bagian dari PSN, PTPN melalui PalmCo akan melaksanakan inisiatif strategis dalam mendukung program Prioritas Nasional, seperti pembangunan 1 unit pabrik minyak goreng.

"Melalui pembentukan PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Diperkirakan produksi minyak goreng PTPN akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026," ujar Abdul Ghani.

Pembangunan pabrik minyak goreng dilakukan melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada tahun 2025-2026. Terkait minyak goreng, PTPN nantinya akan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan meningkatkan produksi CPO.

Penggabungan Sub Holding ini diharapkan dapat menguatkan posisi Indonesia dalam industri sawit global dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan, serta memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit. Selain itu, PalmCo dan SupportingCo juga diharapkan dapat membantu meningkatkan nilai ekspor produk kelapa sawit, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendukung pengembangan ekonomi lokal.

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo menjadi langkah penting dalam transformasi Holding Perkebunan Nusantara guna meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan, serta memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan industri perkebunan global. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit rakyat dan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. ***