JAKARTA - Ditengah momentum maraknya isu reshuffle kabinet, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi malah masuk lima besar menteri berprestasi di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini dianggap memiliki kinerja cukup baik.

Pria asal Bangkalan, Madura itu mendapatkan 2,1 persen suara untuk menempatkannya di posisi lima besar.

Data itu berdasarkan survei nasional yang dilakukan Populi Center yang dirilis 2 November 2017, kemarin. Survei dilakukan pada 19-26 Oktober 2017 terhadap 1.200 responden lewat metode multistage random sampling dengan margin of error 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Merespon hal tersebut, Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Yayuk Basuki mengatakan kiranya Menpora tidak berpuas diri akan adanya data dari salah satu lembaga tersebut.

Pasalnya, Mantan atlet tenis Nasional ini menilai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan masalah.

"Kalo disclaimer 2 tahun terus dinilai menjadi 5 besar ya biar masyarakat saja yang nilai apa benar penilaian tersebut. Menurut saya yang jelas masih banyak yang harus diperbaiki," kata Yayuk dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (5/11).

" Kalau buat "Manggung" mungkin bisa dipakai data ini, tapi kalau kami nilai ini bukti dianya (Menpora) takut di resuffle," imbuhnya kembali.

Politisi asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini memberikan contoh saat kejadian Asian Games dan Para Games 2017 masih memiliki sejumlah kekurangan terutama terkait dengan bonus kepada atlet dan akomodasi saat melakukan pertandingan.

"Kalo menurut saya Menpora masih banyak masalah baik di dalam maupun luar kementrian.Lha kemaren urusan Sea Games aja bermasalah, sekarang menuju Asian Games masih banyak yang bermasalah," tegasnya.

Dirinya berharap saat Indonesia menjadi tuan rumah Asean Games 2018 mendatang, sudah dilakukan sejumlah persiapan matang baik dalam segi pelatnas, fasilitas pelaksanaan serta aspek lainnya.

"DPR sebagai Pengawasan kan pasti akan menilainya dari banyak sisi baik administrasi, birokrasi mereka (Kemenpora), semoga saja saat Asian Games semakin baik entah bagaimana caranya real atau?," tandasnya.***