PEKANBARU - Banyaknya kasus bayi lahir cacat di Indonesia akibat virus rubella membuat masyarakat di tanah air, khususnya Provinsi Riau menjadi khawatir terhadap kesehatan calon bayinya.

Dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher (THT-KL), dr Sona Sp.THT-KL mengungkapkan, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2011, terdapat sekitar 4.000 kasus Rubella Kongenital. Sedangkan, data WHO tahun 2012 menyebutkan ada sekitar 5-10 ribu bayi lahir tuli di Indonesia setiap tahunnya.

"Angka ini cukup tinggi. Oleh sebab itu, harus ditangani secara nasional upaya pencegahan dan penanggulangannya," kata dr Sona dalam Simposium Awam Penanganan THT-KL Terkini di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Jalan Diponegoro Pekanbaru, Riau, Sabtu (23/9/2017).

Ia mengatakan, cara untuk menghindari dan mencegah terjangkitnya virus rubella yaitu melalui vaksinasi/imunisasi MR.

"Di luar negeri, program imunisasi sudah jelas mengurangi orang yang tuli karena rubella. Jadi kenapa kita tidak," jelasnya.

Mulai tahun 2017, tambahnya vaksinasi rubella nasional menjadi program imunisasi wajib bagi anak Indonesia usia sembilan bulan sampai kurang dari 15 bulan.

"2017 sudah dilakukan di pulau Jawa, 2018 akan dilakukan di luar pulau Jawa," tutur dr Sona. ***