SELATPANJANG - Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti mengirim tim ke Gang Habib untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). Ini dilakukan sebagai upaya kewaspadaan dini akan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Diskes Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto MKes didampingi Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan Lingkungan (PMKL) Muhammad Hasrin, Selasa (21/3/2017).

Sebelumnya, Misri juga mengklarifikasi bahwa anak di Gang Habib Azam (5) dan Zifara usia 2,2 tahun (kemarin tertulis bayi, red), sebenarnya tidak terkena DBD, namun hanya Demam Dengue (DD). Kata Misri, DD sama sekali bukan demam berdarah. Ia mengaku sudah mengkonfirmasi langsung ke pihak RSUD Kepulauan Meranti.

"Demam Dengue itu bukan Demam Berdarah Dengue. Kalau DBD resiko nya bisa shock atau meninggal dunia. Tapi, kalau DD tidak," kata Misri.

Dijelaskan Misri, kalau DBD, penderitanya akan sembuh jika sudah melebihi waktu 7 hari. Sebab, masa kritisnya penderita DBD pada hari ke 3 dan ke 5. Kemudian, jika memang DBD, pihak RSUD pasti akan langsung melapor ke dinas lalu dinas akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat lalu dikirim tim lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE).

Terhadap penyakit yang diderita Azam dan Zafara, menurut keterangan Misri, hanya terkena Demam Dengue. Namun, keduanya juga terkena radang paru-paru atau Bronkopneumonia.(Bronkopneumonia adalah stilah medis yang digunakan untuk menyatakan peradangan yang terjadi pada dinding Bronkiolus dan jaringan paru di sekitarnya, red).

"Diagnosa dokter yang menangani seperti itu. Sudah saya konfirmasi langsung," kata Misri.

Meski demikian, kata Misri lagi, mereka tetap mengirimkan tim ke Gang Habib Rintis untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi. Andai ada penemuan jentik, baru akan ada tindakan selanjutnya. ***