MAKASSAR – Langkah Bhayangkara FC di Piala Indonesia terhenti. The Guardian takluk 0-2 dari PSM Makassar pada leg kedua babak Delapan Besar Piala Indonesia 2019 di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (3/5/2019).

Kemenangan PSM itu membuat agregat skor pertandingan berakhir 4-4 setelah sebelumnya pada leg pertama Bhayangkara FC menang 4-2 melawan Juku Eja. PSM berhak lolos ke semifinal Piala Indonesia 2018 karena unggul gol tandang pada leg pertama.

Kekalahan dari PSM sepertinya sulit diterima dengan baik oleh manajer Bhayangkara FC, Sumardji. Ia menilai pertandingan tersebut bukan dimenangkan oleh PSM, tetapi diraih wasit.

Menurut Sumardji, banyak keputusan kontroversial yang dilakukan oleh wasit Nusur Fadilah. Salah satunya menganulir gol bek Bhayangkara FC, Anderson Salles, pada menit ke-28.

“Pertandingan hari ini dimenangkan oleh wasit. Wasit ini memimpin pertandingan tidak melihat fairplay, tapi melihat pesanan dari seseorang. Saya yakin ini pasti ada pesanan, tapi saya tidak tahu siapa yang pesan,” kata Sumardji.

''Saya yang duduk di bench pemain melihat itu gol karena jaring gawang PSM juga bergetar. Tapi mengapa asisten wasit tidak melihat. Mungkin mereka sudah bekerjasama untuk memenangkan salah satu tim di pertandingan ini,” ucap Sumardji menambahkan.

Sumardji juga kesal ketika wasit tidak memberhentikan pertandingan saat pemain Bhayangkara FC melakukan protes keras. Situasi itu membuat pemain PSM terus melancarkan serangan dan berhasil mencetak gol ke gawang Bhayangkara FC.

Pria yang akrab disapa Ndan Mardji itu hanya menyayangkan sikap kerja keras para pemain Bhayangkara FC di atas lapangan. Usaha yang dilakukan The Guardian dalam sesi latihan sebelum laga dimulai terasa sia-sia atas hasil pertandingan tersebut.

“Bagi saya kalah menang itu hal biasa, tapi kalau memenangkan pertandingan dengan seperti ini ya aneh. Ini bukan pertandingan, ini seperti sirkus,” kata Sumardji.