PEKANBARU - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pekanbaru bersama World Resource Institute (WRI) Regional Riau menggelar ''Pelatihan Lanjutan Jurnalisme Warga'', Sabtu-Ahad, 19-20 Januari 2019. Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Riau itu, terlihat antusias mengikuti pelatihan tersebut.

Pelatihan yang digelar di kantor WRI Indonesia di Pekanbaru ini merupakan pelatihan tingkat lanjut bagi peserta pelatihan jurnalisme warga yang diharapkan bisa membangun inisiatif warga di tingkat tapak dalam kebijakan satu peta.

Para peserta langsung dimentori para jurnalis yang tergabung dalam AJI. Masing-masing peserta didampingi satu mentor.

Sebelumnya, pada pelatihan pertama pada 6-7 November 2018 lalu, para peserta telah dibekali berbagai ilmu jurnalistik hingga Kode Etik Jurnalistik. Di akhir pelatihan saat itu, peserta sudah membuat  rancangan liputan. Rancangan liputan tersebut diaplikasikan peserta saat kembali ke daerah masing-masing.

''Pelatihan kali ini kita tidak memberikan teori lagi. Rancangan liputan yang telah dibuat peserta didiskusikan dengan para mentor serta langsung diaplikasikan dalam bentuk tulisan. Jadi outputnya setiap peserta minimal membuat tulisan, sesuai tema yang dirancang,'' ujar Ketua AJI Pekanbaru Firman Agus, saat membuka pelatihan lajutan di Kantor WRI Regional Riau di Jalan Wonosari, Pekanbaru, Sabtu (19/1).

Pendampingam satu peserta oleh satu mentor, ungkap Firman Agus, agar peserta langsung dibimbing menyempurnakan tulisan dari rancangam liputan yang telah dibuat saat pelatihan sebelumnya. Apalagi seluruh peserta sudah menyiapkan bahannya masing-masing.

Saat pelatihan lanjutan, mereka tinggal mengembangkan tulisannya sesuai dengan permasalahan di daerah masing-masing.

Sebelum mentoring per peserta,  koordinator para mentor, Hasan Basril, memberikan penjelasan tentang format penulisan berita dan teknik memilih angle berita.

Para beserta mengaku sangat beruntung bisa mengikuti pelatihan ini. ''Luar biasa pelatihan kali ini. Kita jadi mengerti bagaimana cara kerja jurnalis,'' kata Zaky, peserta dari Pekanbaru.

Sementara Deni, peserta dari Siak mengaku sangat menikmati pelatihan tahap dua ini. ''Suasana lebih enjoy, meski kami harus menguras otak untuk menulis,'' ujarnya.

Usai pembukaan, peserta juga dibekali dengan pemahaman terkait Kebijakan Satu Peta (one map policy). Materi ini disampaikan perwakilan dari WRI Riau, Raido. Ia menjelaskan program dan  peran WRI dalam kebijakan satu peta di tingkat tapak.

Raido memaparkan  bagaimana WRI fokus terhadap kebijakan satu peta di tingkat tapak sekaligus membangun inisiatif warga untuk hal itu. Adapun wilayah kerja di Riau ada di empat kabupaten, Kampar, Kuansing, Rohul dan Siak.

''Bahkan belakangan kami sudah ketemu Bupati Siak H Syamsuar yang juga Gubernur Riau terpilih, sepakat akan membangun hutan adat di Siak dan saat ini dalam proses,'' ungkapnya.

Sebelumnya WRI telah berhasil menginisiasi hutan adat di Kenegerian Gajah Bertalut, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Bahkan telah di-SK-kan oleh Bupati Kampar.

Pelatihan jurnalis warga ini juga salah satu tujuannya menyokong program tersebut. Dengan adanya warga yang mampu menyuarakan aspirasi di desa mereka soal peta lahan ini melalui tulisan akan mendorong suksesnya kebijakan satu peta di masa datang.(rilis)***