PERANAP - Setiap kali jelang bulan puasa ramadan, ketersediaan gas elpiji 3 kilogram disejumlah wilayah Kabupaten Indragiri Hulu, Riau selalu mengalami kelangkaan.

Hal itu juga diiringi oleh kenaikan harga gas bersubsidi tersebut, bahkan sudah berlangsung sejak satu bulan terakhir. Diduga, kondisi itu terjadi akibat adanya penimbunan yang dilakukan oleh oknum pemilik pangkalan yang ada.

Salah satunya di Kecamatan Kuala Cenaku. Berdasarkan informasi yang diterima GoRiau.com, Senin (15/5/2017), di daerah itu harga eceran elpiji 3 kg mencapai Rp30 ribu/tabung.

Hal itu tentunya membuat warga kaget dan resah. Karena, setahu mereka tidak ada kenaikan harga gas yang diberlakukan pemerintah. "Setahu saya harga gas 3 kg tidak ada kenaikan, tapi kok pengecer menjualnya seharga Rp30 ribu/tabung," kata Isus (29), warga Kuala Cenaku.

Kendati demikian, dia hanya bisa pasrah, dan tetap membeli walaupun harganya mencekik leher. "Dari pada kami tidak bisa memasak, mau tidak mau yaa tetap dibeli," tuturnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan Imar. Ibu dua anak itu mengaku bahwa, naiknya harga gas elpiji itu dikarenakan akibat ketersediaan gas di pangkalan selalu habis.

"Setiap kali suplai gas masuk dari agen, ketersediaan gas di pangkalan hanya bertahan 2 jam, setelah itu habis diborong para pengecer. Jadi bagai mana harga bisa stabil," jelasnya.

Dengan demikian, dirinya berharap kepada pihak dan instansi terkait untuk dapat mengambil langkah tegas, agar harga tersebut kembali normal. Terhadap pangkalan, pihak dinas diminta untuk mengawasi dan menindak tegas jika ditemukan permainan.

"Jangan sampai kami masyarakat awam ini yang jadi korbankan akibat kepentingan orang perorangan atau pihak tertentu. Jika harga gas 3 kg ini mencekik leher, tentu kami masyarakat yang dirugikana dan jadi korban permainan oknum yang mempunyai kepentingan," ketusnya.(Jef)