PEKANBARU - Belakang ini semakin marak kejahatan yang diawali dari cewek BO (booking order) melalui sebuah aplikasi kencan yang berkolaborasi dengan preman untuk memeras. Bahkan, baru-baru ini DW 28 tahun seorang warga Pekanbaru mengalami pengeroyokan setelah memesan cewek BO melalui jejaring sosial.

Sebelumnya oknum Satpol PP Kota Pekanbaru juga menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh rekan-rekan cewek BO karena yang dipesan tidak sesuai dengan datang.

"Saya kira ini sudah menjadi salah satu modus operandi dan ini juga sudah menjadi tindak kriminalitas," kata Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri, Jumat (26/11/2021).

Lanjut politisi Demokrat ini, selain menimbulkan kerusakan tata sosial dimasyarakat. Pekerja Seks Komersial (PSK) ini juga sudah berujung ketindak kriminalitas.

"Ini bukan prostitusi saja. Jadi ada tingkat kriminalisasi disitu. Ada ancaman, pemerasan, perampasan hingga penganiayaan dan itu sudah sindikat. Harus ditumpas, diselesaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada," tegasnya.

Jika aplikasi kencan ini tidak segera ditangani oleh pemerintah, dikhawatirkan praktis prostitusi dan kriminalitas akan kembali terulang dan meningkat.

"Tentu aplikasi yang berpotensi mengundang untuk berbuat prostitusi itu fasilitas sarana pra sarana nya tentu itu harus dipantau, kalau perlu ditutup (aplikasi)," ujarnya. ***