PEKANBARU - Sesuai dengan cita - cita Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, Riau, yang ingin memiliki masyarakat yang cerdas (smart city), salah satunya adalah dengan mengembangkan keluarga - keluarga berkualitas di masyarakat.

Hal itu diusahakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Pekanbaru, dengan pengaturan tingkat kelahiran anak.

Kepala Disdalduk KB, Muhammad Amin mengatakan, tahun 2018 ini Kota Pekanbaru sudah berhasil mengendalikan pertambahan penduduknya, dilihat dari Crude Birth Rate (CBR) atau tingkat kelahiran .

"Ada 162.000 pasangan usia subur, dan berdasarkan data kita dua atau satu bulan lalu, 101.000nya sudah menggunakan kontrasepsi. Artinya, dengan total kelahiran 242, maka dari CBR ini kita lihat sudah 60 persen yang menggunakan kontrasepsi," paparnya.

Sementara itu, dari 40 persen yang tidak menggunakan kontrasepsi, ada juga yang menggunakan non kontrasepsi. Tingkat pengendalian penduduk di Pekanbaru yang diangka 2,42 ini bahkan hampir setara dengan target nasional, dan sedikit dibawah Provinsi Riau.

Amin menjelaskan, pengaturan kelahiran adalah salah satu upaya pengembangan keluarga berkualitas. Diantaranya dengan mengatur waktu kelahiran, seperti tidak terlalu dekat, tidak terlalu sering, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Selain menggunakan kontrasepsi, baik hormonal maupun non hormon, pengaturan kelahiran juga bisa dilakukan dengan non kontrasepsi. ***