MANADO - Ketua DPW PSI Sulawesi Utara Melky J. Pangemanan berang mendengar klarifikasi Camat Mapanget Rein Heydemans terkait persoalan pencopotan bendera PSI.

Menurut Melky, Camat Mapanget tidak mengakui perbuatannya dan malah menuduh PSI."Saya dapat informasi dari kader kami bahwa Camat tersebut tidak mengakui perbuatannya. Padahal sudah terbukti di video yang beredar bahwa dia menyuruh orang-orangnya untuk mencabut bendera PSI. Ini orang pembohong. Kami sudah melapor ke Bawaslu. Camat Mapanget ini tidak netral ditambah lagi pembohong," tegas Melky melalui siaran pers yang diterima GoNews.co, Kamis (28/3/2019) malam.

"Sudah ada videonya pun dia masih berbohong dan malah menuduh PSI. Bahaya orang seperti ini. Berarti dia menduga kami mengedit video tersebut? Saya tantang dia untuk melaporkan kami kalau benar kader kami yang lebih dulu mencabut bendera partai lain dan coba buktikan kalau video itu hasil editan," kata MelkySementara itu, Sekretaris DPW PSI Sulawesi Utara Nurjannah Seliani Sandiah juga menyatakan bahwa tuduhan camat tersebut adalah upaya memutar balikan fakta."Klarifikasi dari camat tersebut mengindikasikan tuduhan serius seolah-oleh PSI memutar balikan fakta. Ini masuk pencemaran nama baik, apalagi kami punya bukti jelas terkait apa yang camat lakukan. Kami akan minta semua CCTV di semua penjuru mapanget dibuka untuk menunjukan ke publik kebohongan besar yang di lakukan camat tersebut. Apa jadinya negara kalau kita punya oknum-oknum aparat yang suka bertindak dengan cara-cara kotor, suka fitnah dan tidak takut Tuhan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, dalam video yang diunggah politisi PSI, Mohamad Guntur Romli, tampak seorang pria diduga camat berdebat dengan seorang wanita yang diduga politisi PSI.

Sang camat menyebut Partai NasDem lebih dulu memasang bendera partai. Sebaliknya, politisi PSI juga mengklaim mereka yang lebih dulu memasang bendera di sepanjang jalan.

"NasDem saya tahu lebih dulu (memasang bendera). Oh ini bagaimana, sama-sama dukung. Pokoknya dorang (Nasdem) lebih dulu," ucap seorang pria diduga camat.

Sementara wanita yang merekam wajah si camat berulang kali menanyakan apakah pria itu adalah camat.

"Bapak camat di sini? Iya bapak camat di sini? Saya mau tanya bapak camat di sini? Pak saksi hidup lo, saksi nyata lo, ini kami duluan (memasang bendera) lo,” ucap politisi PSI.

"Orang dari sana ada pemberitahuan (Nasdem yang duluan memasang bendera)," kata sang camat seraya berjalan meninggalkan politisi PSI.

Sementara politisi PSI tetap ngotot bahwa mereka lah yang lebih dulu memasang bendera partai. Mereka memiliki saksi. Ia menuduh sang camat membela NasDem.

"Aduh pak saya duluan lo. Bapak camat ya? Kok camat pasang-pasang bendera? Pak kami duluan lo. Oke kalau camat kayak gini," kata wanita tersebut.

Politisi PSI lantas merekam bendera kebesaran partainya yang telah dicopot dan diletakkan di tepi jalan.

"Kurang ajar sekali, baru dipasang 5 menit yang lalu, dibuang di tempat sampah dan diganti oleh Partai NasDem. Padahal, baru dipasangan beberapa menit. Ini keterlaluan dan dibuang di tempat sampah. Sangat-sangat tidak baik, semua yang kami dipasang dibuang," bebernya.***