BEOGA -- Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik, melakukan mediasi perdamaian perang saudara dikawal ketat kelompok kriminal bersenjata (KKB). Mereka (KKB) membawa senjata api ke lokasi perdamaian perang saudara tersebut.

Dikutip dari inews.id, Bupati Puncak, Willem Wandik, mengaku sempat kaget saat melihat kehadiran KKB memegang senjata api di lokasi perdamaian perang saudara itu.

Menyadari hal itu, Willem Wandik langsung berkoordinasi dengan Kapolres dan Danramil agar tidak mendatangi tempat tersebut. Sebab komplotan dari TPNPB OPM ini mengaku siap menjaga keamanan bupati dan menjaga perdamaian perang saudara.

''Jadi saya bersama DPRD saja yang ke sana. TNI-Polri tetap di ibu kota distrik,'' kata Willem Wandik di Kabupaten Puncak, Papua, Senin (5/4/2021).

Bupati mengaku, benar-benar dikawal ketat oleh KKB selama berada di lokasi perdamaian perang saudara. Tidak boleh ada pengambilan gambar terlalu banyak.

''Kehadiran pasukan TPNPB-OPM, justru ikut menjaga keamanan dan membantu. Karena mereka juga mendesak agar warga berdamai,'' ujar dia.

Kondisi ini membuat proses perdamaian perang saudara berlangsung cepat, yakni hanya butuh waktu tiga hari. Warga yang sempat bertikai kemudian berdamai dengan ditandai belah kayu dan patah panah.

''Bahkan oknum penyebab perang ini langsung diamankan oleh TPNPB-OPM, dan mereka langsung menyerahkan pelaku kepada kami, untuk selanjutnya kami bawa untuk diproses hukum,'' ujarnya.

Dia mengatakan, adanya pasukan dari KKB ini jangan disalahartikan. Sebab mereka memiliki tujuan yang sama, yakni tak ingin ada pertumpahan darah antarwarga.

Sementara Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia, mengatakan, misi utama yakni mendamaikan warga yang sempat terlibat perang. Karena itu, begitu ada kabar kalau kegiatan tersebut dikawal anggota dari TPNPB OPM, pihaknya memilih untuk menahan diri.

''Jika aparat TNI-Polri ikut mengawal ke lokasi, dipastikan terjadi kontak senjata. Misi perdamaian antarwarga yang bertikai bisa batal,'' kata Kompol I Nyoman.***