PEKANBARU - Deputi Badan Restorasi Gambut (BRG) Dr Mirna Asnawati Safitri, mengatakan, BRG sudah memasang ratusan alat pemantau tinggi muka air (TMA) pada lahan gambut di tujuh provinsi (Provinsi Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Papua).

Ratusan alat pemantau TMA tersebut terhubung ke Sistem Pemantauan Air di Lahan Gambut (Sipalaga). Publik dapat dapat mengakses data real time pada Sipalaga tersebut melalui website: https://sipalaga.brg.go.id.

''Sipalaga ini merupakan platform pemantau data real time yang berasal dari alat pemantau tinggi muka air, yang dapat mengukur tinggi air tanah, kelembapan tanah gambut dan tingkat curah hujan. Sipalaga mengatur perekaman data tinggi muka air sampai pada proses penyajian data di website secara real time berbasis telemetri,'' jelas Mirna, di Pekanbaru, Senin (29/7) malam.

Di Riau, lanjut Mirna, BRG sudah memasang alat pemantau MTA di 47 titik lahan gambut yang tersebar di sejumlah kabupaten. Sebanyak 47 titik yang dipasang alat pemantau MTA itu berada di luar areal konsesi perusahaan. ''Karena didanai APBN, BRG tidak dibenarkan memasang alat pemantau MTA itu di areal konsesi,'' ujar Mirna.

Mengingat begitu pentingnya fungsi alat pemantau MTA tersebut, BRG mengimbau perusahaan ikut memasangnya di lahan-lahan gambut yang ada di areal konsesi mereka. ''Kita imbau kepada perusahaan-perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan yang ada di Riau, ikut memasang alat pemantau MTA di lahan-lahan konsesi mereka dan terkoneksi ke Sipalaga BRG,'' harapnya.

Mirna juga berharap alat pemantau MTA ini bisa diperlakukan sebagai objek vital, sehingga mendapatkan jaminan perlindungan dari negara. ''Alat ini kan dipasang di tengah hutan, sehingga rawan dicuri. Padahal, selain fungsinya yang sangat penting, harganya juga mahal. Jadi sayang, kalau sampai dicuri. Kalau dianggap objek vital, kan ada jaminan perlindungan dari negara,'' katanya.

Diungkapkan Mirna, salah satu alat pemantau MTA di Sumatera Selatan sudah hilang dicuri warga. ''Bukan hanya alatnya, rumah tempat alat itu kita pasang juga dicuri warga. Kalau di Riau belum ada yang hilang,'' sebutnya.

Mirna berharap, semua pihak, termasuk masyarakat, merasa bertanggung jawab menjaga keberadaan alat pemantau MTA tersebut, sehingga ke depan tidak ada lagi yang hilang atau dirusak. ''Kita minta semua ikut menjaga alat pemantau MTA ini. Jangan sampai ada lagi yang hilang atau dirusak,'' ucapnya.bas