LHOKSEUMAWE - Sirih atau daun sirih dalam bahasa Aceh disebut "ranub", sering digunakan dalam acara adat, baik ketika seorang pemuda yang hendak melamar atau meminang seorang gadis dalam masyarakat Aceh dikenal dengan "Ba ranup" juga sebagai melamar dan hantaran pengantin. Sirih dirangkai dengan berbagai macam bentuk seperti bentuk bunga, kopiah meukutop, tas dan lain-lain ini dibentuk pada bonggol  batang pisang.

Untuk melestarikan dan menjaga kearifan lokal, Muklis Azhar, caleg DPRA 2019 No Urut 12 menggelar pelatihan merangkai sirih di VIP Room Ayam Penyet Pak Ulis Lhokseumawe pada 13 Januari 2019. Kegiatan kali ini juga mendatangkan pemateri khusus Agustina Yeni dari Bireuen yang selama setahun terakhir menggeluti seni merangkai sirih.

Kepada GoAceh disela-sela acara, Yeni mengaku seni merangkai sirih ini sangat patut dipelajari. Selain menjaga tradisi rakyat Aceh, dari segi ekonomi juga sangat menjanjikan. Ia bahkan tidak memerlukan pelatihan khusus untuk mendalami cara merangkai sirih. Malah skill yang dia terapkan selama ini adalah autodidak.

Kisaran harga setiap satu rangkaian sirih antara seratus dua puluh ribu hingga dua ratus lima puluh ribu rupiah.

Dengan didatangkan Yeni sebagai pemateri dalam acara tersebut, Pak Ulis, sapaan akrab Muklis Azhar ini berharap bisa memotivasi dan mendorong warga Lhokseumawe dan Aceh Utara untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam seni merangkai sirih ini. ***