OREGON – Unjuk rasa hari ke-100 kematian George Floyd di Ventura Park, Amerika Serikat pada Sabtu (5/9/2020) malam, berujung bentrok dan pembakaran. 50 orang ditangkap polisi di wilayah Portland, Oregon.

"Jelas bahwa massa bukanlah protes damai," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (7/9/2020).

Sebagai pengingat, George adalah warga kulit hitam yang tewas di tangan polisi pafa Mei lalu. Kematiannya menimbulkan demo anti diskriminasi pada warga kulit hitam di AS.

Kondisi sejumlah kota di negara bagian AS memang 'panas' sejak dua pekan lalu. Penembakan yang kembali dilakukan polisi ke warga kulit hitam bernama Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, memicu amarah.

Warga Kenosha yang melihat penembakan dari video turun ke jalan dan berdemo. Saat protes terjadi di hari ke-2, seorang remaja 17 tahun menembak dua orang hingga tewas dan melukai satu lainnya.

Demo berujung maut juga terjadi di Portland pekan lalu. Seorang pendukung kelompok sayap kanan ditembak dan dibunuh, kala bentrok massa pendukung Presiden AS Donald Trump dengan kelompok sayap kiri.

Sementara itu Jacob Blake yang telah sadar dari masa kritis memberi pengakuan kemarin. Dikutip dari Reuters, Ia mengabarkan kondisinya.

"Sungguh menyakitkan untuk bernapas, sakit untuk tidur, sakit untuk berpindah dari satu sisi ke sisi lain, menyakitkan untuk makan," katanya.***