JAKARTA - Anak pohon pisang tak akan jauh tumbuh dari induknya. Pepatah itu berlaku pada Ahmad Lahizab. Pemuda kelahiran Jakarta, 9 Agustus 1999 ini memilih mengikuti jejak sang ayah, Julio Takalar. Padahal, mantan juara nasional ini tidak pernah mengajarkan Ahmad Lahizab berlatih tinju.

"Waktu saya tinggal bekerja di Thailand usai tidak lagi menekuni tinju profesional, Ahmad Lahizab masih kecil. Dan, dia tidak pernah bilang berlatih tinju. Eh..taunya dia sudah menjadi petinju amatir," kata Julio Takalar saat ditemui di Navaz Boxing Camp Jakarta Utara, pekan lalu.

Ahmad Lahizab yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara mengawali karir di dunia tinju amatir. Sebelum beralih ke dunia tinju profesional, dia meraih medali perunggu pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tinju Junior di Ambon, Maluku 2014.

Kini, Ahmad Lahizab sudah menjadi juara nasional kelas Bulu versi Komisi Tinju Indonesia (KTI). Rekornya 11 kali main, 6 menang angka, 1 menang KO, 3 kalah dan sekali draw. "Bapak memang tidak pernah mengajarkan tinju. Tapi, saya senang dengan dunia tinju dan saya sudah menjatuhkan pilihan meniti karir di dunia tinju," kata Ahmad Lahizab

Di Bandung, Jawa Barat, 24 Januari 2019, Ahmad Lahizab akan mempertahankan gelar juara melawan penantang peringkat pertama, Zun Rindam dari Sasana Kodam III Siliwangi. Pertarungan ini sendiri digelar promotor H Willy Koto. "Kondisi fisik saya sudah cukup prima untuk menghadapi pertarungan melawan Zun Rindam," kata Ahmad Lahizab saat berlatih bersama juara kelas ringan WBC Youth Asia, Rivo Kundimang.

Meski belum pernah berhadapan, Ahmad Lahizab optimis mampu mempertahankan gelar juara kelas bulu versi KTI. "Saya memang belum pernah ketemu Zun. Tetapi, saya sudah mengetahui gaya bertinjunya. Dan, saya yakin bisa mengalahkannya," kata Ahmad Lahizab. ***