APAKAH ini pertanda bakal berakhirnya karir para fotografer di dunia jurnalistik? Beberapa hari lalu surat kabar ternama Chicago Sun-Times memecat seluruh staf fotografinya. Koran di Amerika Serikat itu dilaporkan akan memberikan pelatihan tentang mobile photography pada para karyawannya.

Adalah jurnalis senior Robert Feder yang pertama kali mempublikasikan berita ini di halaman Facebooknya. Terkait mobile photography, Sun-Times menjatuhkan pilihan pada iPhone untuk menjadi piranti yang dipakai para reporter guna mengabadikan momentum.

''Reporter Sun-Times mulai melakukan pelatihan wajib dasar-dasar fotografi iPhone menyusul penghapusan seluruh staf fotografi,'' demikian isi memo internal dari managing editor Craig Newman.

''Dalam beberapa hari dan minggu ke depan, kami akan bekerja dengan semua karyawan editorial untuk melatih dan melengkapi kalian agar bisa memproduksi konten yang kami butuhkan,'' imbuhnya.

Chicago Sun-Times telah memecat 28 karyawan fotografinya, termasuk pemenang Pulitzer Prize, John H. White. Keputusan ini juga merupakan bagian dari pergeseran fokus perusahaan pada video dan digital multimedia serta terkait masalah finansial.

Lebih lanjut lagi mereka juga akan mempekerjakan fotografer freelance. ''Bisnis Sun-Times berubah dengan cepat dan audiens kami lebih mencari konten video untuk berita,'' demikian bunyi keterangan resmi dari Sun-Times.

Merespons keputusan pahit ini, salah seorang fotografer di Chicago Tribune bernama Alex Garcia mengeluarkan unek-uneknya dalam sebuah blog. Ia berpendapat, gagasan bahwa freelance dan reporter dengan iPhone bisa menggantikan staf foto adalah ide yang buruk.

Sejumlah alasan ia sampaikan, salah satunya adalah bahwa iPhone masih memiliki banyak kekurangan dari sisi teknologi. Tak hanya piranti ini tidak memiliki tele untuk membidik subyek dari jarak jauh, ia juga menggarisbawahi absennya sejumlah kontrol manual.

''iPhone tidak memiliki sejumlah kontrol manual untuk menghadapi banyak sekali situasi yang tak bisa ditangkap oleh automatic exposure,'' tukasnya. Tak hanya menyinggung mengenai masalah piranti, dalam blognya, ia juga menyinggung mengenai loyalitas fotografer paruh waktu.***