BAGANSIAPIAPI - Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan Minyak dan Gas Bumi (Migas), pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai langkah strategis. Mulai dari optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dengan mengeksplorasi sumur-sumur minyak baru, hingga konversi energi dari energi fosil ke energi bertenaga surya dan listrik.

"Kita masih memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar yang perlu kita eksploitasi. Tujuannya agar kita dapat menjamin keamanan ketersediaan energi untuk masyarakat kita," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Arifin Tasrif, saat meresmikan tajak sumur Gulamo, Kamis (27/7/2023).

Arifin menggarisbawahi pentingnya konversi energi dalam rangka mewujudkan visi Indonesia zero emisi pada tahun 2060. Menurutnya, mengingat jumlah energi fosil yang terbatas, peralihan ke sumber energi alternatif perlu dipersiapkan sejak sekarang.

"Di satu sisi, kita harus meningkatkan produksi migas kita. Di sisi lain, kita perlu melakukan konversi elektifikasi untuk mengurangi kebutuhan kita akan LPG," paparnya.

Menteri ESDM menggambarkan sebuah skenario di mana PT Pertamina Persero mampu memenuhi kebutuhan energi migas masyarakat. Dalam skenario ini, pemerintah tidak perlu lagi mengimpor migas dari luar negeri, yang berarti dapat menghemat devisa negara.

"Kita harus berupaya keras untuk mengurangi ketergantungan kita pada impor. Dengan begitu, devisa yang kita hemat dapat kita alokasikan untuk membangun infrastruktur lainnya," ungkap Arifin.

Arifin menutup penjelasannya dengan menekankan pentingnya merencanakan program kerja yang lebih efektif dan efisien di masa mendatang. "Efisiensi ini menjadi patokan kerja kita, selain tentunya keselamatan kerja," pungkas Menteri ESDM RI. ***